Pakar komunikasi Unair, Suko Widodo melihat peluang dan karir politik Whisnu Sakti Buana pasca demisioner dari Ketua DPC PDIP Surabaya justru semakin lebar.
- Kritik Terbuka Megawati Bukti Jokowi Masih Dianggap Petugas PDIP
- Muktamar X Tetapkan Ilham Nurhidayatullah sebagai Ketua Hima Persis 2022-2025
- Plesiran Kelompok Cipayung Plus ke Luar Negeri Lukai Mahasiswa
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini menambahkan bahwa PDIP memang tengah menyiapkan strategi jangka panjang, dengan melakukan restrukturisasi organisasi dan personalnya secara massif.
"Ini dilakukan guna hadapi era disruption. Tentu akan ada resiko dan konsekuensi atas kebijakan tersebut,†katanya.
Terkait kandidat Pilwali Surabaya 2020, Suko menegaskan, bahwa Whisnu Sakti Buana masih mempunyai potensi suara besar di wilayah Kota Surabaya, karena di tataran bawah masih memiliki pendukung yang setia.
"Loyalist WS (Whisnu Sakti) di level grass root cukup besar, Ini kan juga potensi kekuatan yang tak bisa diabaikan. Loyalis WS itu merupakan modal sosial yang bagus untuk maju. Saya kira mungkin saja direkom DPP. Atau bisa saja lewat jalur lain, misalnya independen, yang tentu harus keluar dari PDIP," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada Konfercab PDIP Surabaya Minggu lalu (7/7), DPP PDIP menugaskan Adi Sutarwijono sebagai ketua PDIP Surabaya.
Surat yang ditandatangani Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto tersebut mendapat penolakan sebagian pengurus anak cabang (PAC) dan sejumlah pengurus PDIP Surabaya sebelumnya, termasuk beberapa anggota Fraksi PDIP di DPRD Surabaya.
Di sisi lain, banyak pula PAC dan jajaran kepengurusan PDIP Surabaya sebelumnya yang mendukung instruksi Megawati Sukarnoputri.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dukung Jokowi 3 Periode, Ketua PDIP Salatiga: Kalau Perlu Lima Periode!
- Kerjanya Marah-marah, Jokowi Didesak Ganti Risma Dengan Mensos yang Sehat Jiwanya
- Kunci Keberkahan dan Ketenangan Hidup Menurut Ahmad Muzani Gerindra