Berita hoaks di dunia maya tampak menjadi bayang-bayang ancaman proses pemilihan presiden 2019, termasuk media sosial.
- RPH Surabaya Tempuh Jalur Hukum Soal Video Viral Pemingsanan Sapi
- GNPF-Ulama Resmi Laporkan Pendeta Saifuddin Ibrahim ke Bareskrim Polri
- Dalami Video Bugil Janda Muda, Polres Jember Mulai Panggil 3 Saksi
"Sebenarnya ada cukup banyak bahkan sehari bisa ribuan data, krusial 3500 ini cukup masif," tandas Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri Brigjend Pol Budi Setiawan, di kawasan Cikini, Sabtu (22/9)..
Budi menegaskan, pihaknya telah melakukan pengawasan melekat terhadap media sosial.
"Ancaman terhadap situasi khususnya di dunia maya mau enggak mau harus di hadapi," ungkap Budi.
Menurut Budi, banyak orang yang menyalah gunakan sosial media, sehingga hal ini menjadi ancaman sosial media.
"Kita lakukan sosialisasi dan pengertian, apa itu hoaks dan berita bohong. Banyak netizen yang ingin cepat eksis dan menjadi nomor satu serta paling tahu, dia lupa tidak mencerna dulu atau pelajari dulu akibat-akibatnya. Karena itu kita antisipasi bersama," demikian Budi. [RMOL]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kapolri Upayakan Laporan Terkait UU ITE Tak Bisa Diwakili
- Operasi Pekat, Kapolres Jombang: Kasus Premanisme Yang Tertinggi
- Mangkir, KPK Ultimatum Pengacara Lukas Enembe