Permasalahan energi minyak dan gas (Migas) di Indonesia memiliki permasalahan yang kompleks. Salah satunya, dari segi pengelolaan masih bersifat parsial dan belum sepenuhnya berkelanjutan.
- Tak Sepakat dengan Firli Soal Preshold Nol Persen, Begini Pernyataan PDIP
- Satu Warga Hilang Ditemukan, Korban Meninggal Dunia Gempa Cianjur Total 272 Orang
- Sidang Ketua KPU di DKPP Diwarnai Aksi Sholawat
Begitu yang disampaikan Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan dalam acara diskusi virtual bertemakan Kenaikan Harga BBM dan Realokasi Subsidi Tepat Sasaran untuk Rakyat, Kamis (29/9).
“Pengelolaan energi itu masih bersifat parsial dan belum sepenuhnya berkelanjutan dan harus memperhatikan kondisi lingkungan kita,” kata Mamit.
Selain itu, lanjut Mamit, pengelolaan minyak dan gas masih bersifat pendek dan juga menengah di mana energi fosil sebagai devisa negara.
“Hal itu juga disampaikan juga dengan Bang Angelo, energi fosil ini masih menjadi faktor utama dalam penerimaan negara,” imbuhnya.
Menurutnya, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor energi terutama fosil, Migas, batubara, menopang paling besar dalam APBN.
“Yang tidak bisa kita pungkiri kembali bahwa dengan adanya kenaikan harga komoditas secara global baik minyak batubara mineral lain itu memang bisa memberikan masukan yang lebih besar PNBP bagi negara,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang