. Caleg DPR RI asal PKB untuk Dapil Jatim 1 Surabaya-Sidoarjo dengan nomor urut 3, Fandi Utomo terus meminta agar semangat Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dikedepankan dalam proses Pemilu 2019. Salah satu caranya adalah dengan tidak menggunakan politisasi agama.
- Airlangga Hartarto kepada Gibran: Anak Muda Cocok Pakai Jaket Kuning
- Partai Demokrat Raih ‘Hattrick’ Predikat Partai Politik ‘Informatif’ dari KIP-RI
- Partai Golkar Resmi Serahkan Rekom Bonie-Bagus Maju di Pilkada kota Madiun
"Politisasi agama hanya akan memecahbelah umat muslim. Di Timur Tengah, bahkan di Indonesia sendiri, campuran isu politik dan agama mampu membuat orang menjadi radikal, bahkan siap melakukan bom bunuh diri atas nama agama. Berbahaya," jelas Fandi Utomo, Minggu, (7/4).
Menurut mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini, Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari beberapa kalangan.
"Gus Dur sudah mengatakan dan mengajarkan kepada kita, Indonesia ini bangsa plural. Bukan milik satu kelompok tertentu saja. Keutuhan NKRI dan Pancasila harus tetap dijaga," tegasnya.
"Memisahkan antara politik dan agama menjadi penting karena menurutnya melakukan politisasi agama akan berdampak buruk kepada umat islam karena dapat menyebabkan desakralisasi agama. Nilai luhur agama dapat semakin luntur dengan adanya ini (politisasi agama), dan hal ini dapat membuat perpecahan umat, ini bahayanya," tambah Fandi Utomo.
Mantan dosen ITS Surabaya ini melanjutkan, agama seharusnya berada di atas semua hal. Tidak boleh digunakan untuk kepentingan-kepentingan lain yang sifatnya duniawi.
"Agama ini beyond, di atas apapun. Janganlah digunakan untuk kepentingan yang hanya bersifat duniawi semata. Tidak elok dan tidak pas," pungkas Fandi Utomo. [aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ikut Terseret "Konsorsium Sambo", Horas Bangso Batak Minta Kapolda Sumut Terbuka
- Reses di 6 Kecamatan, Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Disambati Enam Persoalan
- Soroti Kualitas Pendidikan di Indonesia, Anies: Perbaiki Kekurangan, Tak Usah Menyalahkan