Masa Gara-gara Protes Pemerintah Gagal- Berjenggot Dilabeli Radikal

Ekspresi ketidakpuasan akibat kegagalan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa dilakukan oleh siapa saja. Termasuk oleh seseorang yang berjenggot. Tetapi bukan berarti yang berjenggot terus dilabeli radikal.


"Ekspresi ketidakpuasan juga bisa dikeluarkan oleh orang yang setiap hari mengenakan celana cingkrang, tanpa harus dia mengafiliasi dirinya dengan kelompok apalah syariah segala macam," tuturnya.

Karena itu Teguh menyesalkan ketika ada seseorang yang memelihara jenggot dilabeli radikal karena protes dengan kegagalan pemerintah.

"Masa gara-gara lo pake jenggot terus dibilang lo radikal? Padahal dia protes karena menurut dia (pemerintah) gagal," sesalnya melansir Kantor Berita Politik RMOL.

Teguh menyarankan agar pemerintah lebih fokus memenuhi kebutuhan rakyat ketimbang membahas radikalisme.

"Udahlah kita fokusnya benerin saja hal-hal yang dibutuhkan rakyat. Coba, BPS lagi berantakan, jaminan kesehatan rakyat butuh, lapangan pekerjaan rakyat butuh, harga terjangkau rakyat butuh," paparnya.

"Kita mau ngomong apapun, kalau segala basic tidak terpenuhi maka ekspresi kekecewaan (masyarakat) akan (selalu) tampak," tutupnya.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news