Gara-gara polemik peluncuran mobil Esemka, elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin terancam tergerus. Maka, jalan satu-satunya cawapres nomor urut 01 harus meminta maaf pada rakyat.
- Jika Jokowi dan Keluarga Tidak Dipecat, PDIP Dianggap Hanya Pura-pura Luka
- AHY Khawatir Indonesia Jadi “Republik Pisang” jika Pemilu 2024 Ditunda
- Momen Prabowo, Andika Perkasa dan Dudung Salam Komando Usai Rapat Komisi I DPR RI
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, menurut Pangi, sudah resmi menyatakan permohonan maaf atas informasi hoax yang diterima dari Ratna Sarumpaet terkait kasus pengeroyokan.
Sehingga tidak ada salahnya jika Ma'ruf juga meminta maaf terkait hal itu. Pasalnya, kiai sepuh dari NU itu hanya merupakan korban dari informasi hoax.
Nah, jika tidak segera meminta maaf, tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf bisa tergerus. Hal itu sejalan dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang bisa saja kian menurun.
"Bisa mengganggu elektabilitas. Tinggal minta maaf secara terbuka. Kalau tidak maka akan jadi bulanan, meme dan viral bahwa Pak Kiai juga ikut menyebarkan hoax," pungkas Pangi.
Ma'ruf Amin membantah menyebarkan hoax terakit peluncuran mobil Esemka pada Oktober 2018. Dia mengaku hanya mendengar dari pihak lain terkait peluncuran tersebut.
Pendamping petahana Joko Widodo itu mengatakan, produksi mobil Esemka tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Pabrik itu dikerjakan oleh perusahaan swasta, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gus Yahya Uraikan Dua Fokus Utama Konbes NU Tahun 2022
- Berkat Jasanya, Nakes Honorer Sepatutnya Diangkat Jadi ASN
- Pakar Hukum Tata Negara: Status Pendaftaran Pasangan Prabowo-Gibran Tetap Konstitusional