Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengatakan, saat ini tren epidemiologi telah bergeser dari penyakit menular ke arah penyakit tidak menular, seperti penyakit, gagal ginjal, diabetes, kanker, dan jantung.
- Satgas Covid-19: Ada 3 Kasus Baru Varian Omicron di Indonesia, dari Malaysia dan Kongo
- Lakukan Investigasi dan Beri Sanksi Tegas, Kimia Farma Merasa Dirugikan Adanya Petugas Yang Gunakan Antigen Bekas
- Kenali Gejala Stroke Dini dan Pengobatannya
Dia menerangkan, penyakit tidak menular masih menjadi ancaman dunia (global threat) yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia adalah penyakit kardiovaskular antara lain jantung koroner/jantung iskemik.
Muhadjir menjelaskan, penyakit jantung merupakan salah satu penyakit paling mematikan di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan prevalensi penyakit jantung di Indonesia sebesar 1,5 persen.
Hal itu disampaikannya saat meresmikan Instalasi Kateterisasi Jantung dan Pembuluh Darah (Cath Lab) di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Sabtu (12/6).
"Setidaknya 15 dari 1.000 orang Indonesia menderita penyakit jantung. Demikian juga di Provinsi Jawa Timur. prevalensi penyakit jantung sebesar 1,5 persen dimana 2-3 dari 1000 orang menderita penyakit jantung," ujarnya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Menko Muhadjir menuturkan, keberadaan laboratorium kateterisasi jantung di RS Siti Khodijah akan sangat bermanfaat dalam penanganan penyakit jantung di wilayah Jawa Timur.
"Jadi saya sudah lihat alatnya, ini adalah alat produksi mutakhir. Fungsinya sangat multifungsi. Tidak hanya untuk usia dewasa tapi juga untuk anak-anak dan juga bisa untuk penyakit saraf," tuturnya.
Peresmian Cath Lab itu dihadiri Dirut BPJS Ali Ghufron Mukti, Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim KH Saad Ibrahim, serta tuan rumah Direktur RS Khodijah dr Hamdan SpS (K), serta undangan lain dalam prokes yang ketat.
Muhadjir berharap, dengan adanya laboratorium kateterisasi jantung dan alat yang mutakhir bisa meningkatkan pelayanan dan penanganan penyakit jantung di wilayah Jawa Timur.
"Mudah-mudahan bisa meningkatkan pelayanan untuk semua klien, masyarakat Sidoarjo khususnya, dan mereka yang sudah menjadi klien RS Khodijah ini."
Muhadjir berpesan pada pengelola RS Siti Khodijah untuk tidak berhenti berinovasi dalam memajukan pelayanan kesehatan yang ada.
"Jangan berhenti berinovasi mendiscover pada Cath Lab saja. Perkembangan teknologi kesehatan harus terus diikuti dan diadopsi kalau memang perlu," pesannya.
Selain itu, dia juga meminta agar RS Siti Khodijah memiliki cabang poliklinik di tiap wilayah kelurahan dan kecamatan di Sidoarjo. "Paling tidak RS Khodijah Sepanjang ini punya 10 cabang poliklinik. Punya poliklinik pratama paling tidak," pungkas Muhadjir Effendy.
Sebelum Menko PMK, Dirut BPJS memberikan sambutan apresiasi atas peresmian CathLab itu.
Ali Ghufron mengharapkan peningkatan fasilitas juga akan meningkatkan manfaat RS Khodijah bagi masyarakat.
Dirut BPJS kemudian melantunkan pantun
_Jalan jalan keluar rumah_
_Beli sepatu harganya murah_
_Selamat buat RS Siti Khodijah_
_Semoga amanah, maju dan berkah_
Layanan Unggulan
Heart Care merupakan salah satu layanan unggulan RS Siti Khodijah. Fasilitas Cath Lab sudah dikembangkan sejak tiga tahun terakhir. Alat ini meningkatkan kualitas layanan buat antrean pasien di poli jantung, yang setiap harinya sekitar 100 – 150 pasien.
Alat mutakhir ini memiliki tiga fungsi sekaligus, yakni mendiagnosa jantung dewasa, jantung anak, dan otak. Cath Lab dinilai punya keberhasilan tinggi (sekitar 95 persen) dalam menangani penyumbatan darah besar atau kecil. Sehingga bisa membantu ikhtiar menyelamatkan pasien gejala stroke. Terutama stroke dalam masa golden period sekitar 8 jam.
Layanan unggulan lain RS milik Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Sepanjang, Sidoarjo itu adalah Layanan Trauma Centre Care (rujukan korban kecelakaan/cedera), Intensive Care (perawatan intensif untuk turunkan risiko kematian ibu dan bayi), dan Cancer Care (kemoterapi).
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anthony Fauci: Saat Ini Belum Diperlukan Suntikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19
- BPJS Kesehatan Apresiasi RSUD Jombang Terkait Implementasi Sidik Jari dan FP- ESEP
- Vaksinasi Melambat, Pemkab Jember Gunakan Layanan Dukcapil Keliling, Untuk Jaring Warga Belum Vaksin