Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat Brigjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo menilai komentar Menteri Agama Fachrul Razi soal kasus perusakan musala di Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut) yang viral di media sosial, tidak tepat.
- KKB Papua Tembak Warga Sipil Dari Jarak 2 Meter, Motif Pelaku Tidak Jelas
- Novel Baswedan Positif Covid-19
- Sekelompok Warga Trans Nabire-Enarotali Berulah, Kendaraan Dirusak dan Personel Polri Dipanah
Kata dia, komentar semacam itu bertolak belakang dengan semangat pemerintah yang menggaungkan untuk membangun radikalisme.
"Nggak pantas Menag bicara seperti itu, katanya mau libas radikalisme. Lha kasus Minahasa ini adalah "the real radicalsm"," ujar Anton dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/2).
Pengurus MUI Pusat ini menyebutkan, bahwa Fachrul sebagai menteri agama harus bisa menyejukkan suasana. Bukan malah memancik percikan radikalisme menjadi semakin besar.
"Karena itu, sekecil apapun percikan api radikal intoleran harus dipadamkan .Jangan malah dikompori dengan kata-kata konyol," pungkasnya.
Sebelumnya Fachrul Razi menyatakan, perusakan tempat ibadah jika dibanding dengan jumlah tempat ibadah di Indonesia memiliki rasio yang sangat kecil.
"Sebetulnya kasus yang ada, kita bandingkan lah ya, rumah ibadah di Indonesia ada berapa juta sih? Kalau ada kasus 1-2 itu kan sangat kecil," kata Fachrul di Kota Bogor, Kamis (30/1) lalu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Darurat Pelecehan Seksual, Pelajar dan Mahasiswi di Aceh Sibuk Layani Aplikasi Kencan
- Gempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Lumajang, Getarannya Terasa Hingga Blitar dan Pacitan
- Dua Wisatawan Dikeroyok dan Dirampok Belasan OTD di Pulau Merah Banyuwangi