Kemelut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa disembuhkan, meski saat ini mengalami defisit atau kerugian hingga Rp 28,5 triliun.
- Ribuan Orang Hadiri Open House Ganjar Pranowo di Tawangmangu, Warga: Pak Ganjar Nggak Ada Capek-capeknya
- Anies Berharap Formula E Bisa Bawa Nama Baik Indonesia dan Jakarta
- Erick Thohir Harus Buktikan PSSI Bisa Raih Prestasi Gemilang
"Ini masalahnya bisa diselesaikan. Cuma perlu integritas, leadership, dan skill,†ujar mantan Menko Kemaritiman dalam acara Fakta yang disiarkan TV One, Senin (2/9) malam.
Sementara penyelesaian secara teknis, pria yang akrab disapa RR itu menyinggung soal pola iuran BPJS yang saat ini melibatkan peserta, perusahaan, dan pemerintah. Pemerintah, katanya, harus tetap mensubsidi biaya yang dikeluarkan masyarakat.
Kemudian komponen pembiayaan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Diakui, pembiayaan ini memang harus dinaikkan.
"Kita benahi BPJS supaya kekuatan finansialnya lebih kuat, lebih baik dari segi penerimaan iuran, tapi tetap ada prinsip cross subsidy yang mampu dan yang tidak mampu," lanjut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini.
Maslah lain adalah pembenahan sistem IT. Sistem yang diterapkan dalam pelayanan BPJS harus ditingkatkan. Contohnya pola antrean dan efisiensi syarat-syarat pengajuan pelayanan.
"Ibu-ibu dateng enggak usah bawa surat ini itu, cukup satu kartu dong. Kedua, kalau ngantri dia tahu besok harus datang jam berapa, bisa diperbaiki. Orang udah nyampe bulan, Mars, ini (BPJS) enggak ada canggih-canggihnya sama sekali," tegasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rapat Pleno PKB, Dewan Syuro DPP Minta Cak Imin Stop Bicara Pilpres
- Cari Penerus Presiden Jokowi di Musra VIII, Projo Sodorkan Beberapa Nama
- Miliki Tujuan Besar, AHY Tak Pedulikan Pernyataan Hasto Soal Koalisi