Rekonsiliasi pasca pilpres menimbulkan kegaduhan baru yang disampaikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, justru membuat polarisasi pasca pilpres menjadi simpang siur.
- Mesin Partai Penyokong Ganjar-Mahfud Dinilai Belum Kerja Maksimal
- Golkar Sidoarjo Bangga Sarmuji Terpilih Jadi Sekjen: Layak Jadi Panutan
- Rambut Jokowi Tidak Putih Semua, Berarti Tidak Memikirkan Rakyat?
"Yang pertama mewacanakan pertemuan sebagai rekonsiliasi siapa?" kaya Drajad.
Drajad menilai pernyataan Moeldoko membuat rencana rekonsiliasi menjadi simpang siur. Bahkan terkesan ada tarik menarik kepentingan di lingkaran Jokowi mengenai wacana tersebut.
"Antara pihak pro dan anti-rekonsiliasi. Akibatnya, pesan yang muncul jadi simpang siur," ungkapnya.
Untuk itu, Drajad mendesak Jokowi untuk melakukan rekonsiliasi di internal pendukung terlebih dahulu. Setelah semua lingkaran setuju, Jokowi baru bisa melakukan pertemuan dengan lawan-lawan politiknya.
"Mungkin sebaiknya rekonsiliasi internal dulu deh," cetus Drajat sambil tertawa ringan.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mayoritas Publik Percaya Jokowi Bisa Bawa Indonesia Keluar Dari Krisis Covid-19
- PDIP Akui Ganjar Kalah Populer di Jakarta dari Anies
- Khofifah-Emil Gelar Doa Bersama Sebelum Hadiri Pengambilan Nomer Urut Pilgub Jatim