Pemerintah diminta segera mengevaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Hal ini penting segera dilakukan sebelum para tenaga kesehatan (nakes) mengalami kelelahan berkepanjangan.
- Pemecatan Sambo Dinilai Putusan Paling Berat, Polri Sudah Tepat
- Cuaca Ekstrem Bulan Januari 2025, Kunjungan Edukasi Bencana di BPBD Jatim Naik 59,7 Persen
- Kalau Demonstran Dianggap Rusak Citra Indonesia, Harusnya Pemerintah Jangan Buat Kebijakan Tidak Adil
Anggota DPRD Jabar, Daddy Rohanady mengatakan, tidak sedikit nakes yang dikabarkan mengundurkan diri akibat kelelahan melayani pasien Covid-19 sejak setahun lalu. Namun, di sisi lain gelombang pasien yang masuk sudah mengantre meski ruang perawatan yang ada sudah tak bisa menampung.
"Bahaya," tegas Daddy secara singkat ketika ditanya terkait situasi terkini terkait pandemi, Jumat (16/7).
Meski begitu, tambah Daddy, ketersediaan oksigen tetap diantisipasi, obat-obatan terus dipasok, dan alat pelindung diri (APD) juga harus ditambah.
Ruang perawatan di beberapa wilayah juga harus diusahakan ditambah, entah dengan tenda darurat atau bahkan ada yang menggunakan kontainer.
"Urusan nakes tak bisa diabaikan. Katakanlah semua tersedia, semisal obat, oksigen, APD, ruang rawat. Kalau nakesnya tidak ada atau sangat tidak mencukupi, apa jadinya?" lanjut Wakil Ketua Fraksi Gerindra itu, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
Daddy mengungkap sempat ada kesepakatan bersama di tingkat pusat untuk menanggulangi ketersediaan nakes. Namun, hingga kini hal itu belum direalisasikan, padahal situasi begitu mendesak.
Pasalnya, para nakes setelah setahun lebih bergelut dengan pandemi Covid-19 dapat dipastikan mengalami kelelahan. Terlebih, para nakes banyak yang terpapar sehingga ada yang harus isolasi mandiri (isoman) atau bahkan dirawat di RS.
"Manusiawi sekali. Bahkan, tidak sedikit yang kemudian meninggal dunia. Beban berat pekerjaan seperti itu pasti memberi tekanan yang tidak ringan kepada nakes secara pribadi maupun keluarganya. Jangan sampai mereka masih harus memikirkan urusan yang tidak perlu mereka pikirkan," tegasnya.
Ia menilai tidak aneh jika terdapat pasien yang lamban tertangani oleh para nakes karena instalasi gawat darurat (IGD) di beberapa rumah sakit membeludak. Akhirnya, pasien lebih memilih isoman walaupun pihak rumah sakit bukan menolak pasien, tetapi karena jumlah pasien yang sangat melebihi kapasitas.
Oleh karena itu, ia meminta di situasi darurat ini nakes harus diselamatkan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari para nakes yang justru mengundurkan diri.
"Ini butuh langkah luar biasa, termasuk kebijakannya, karena keadaannya pun luar biasa. Selain itu, evaluasi pula PPKM darurat, karena grafik pasien terpapar tidak melandai," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Biar Tidak Ambyar, PKB Disarankan Bangun Hubungan dengan Elite NU dan Gusdurian
- Cegah Penularan Covid 19 Saat Belajar Tatap Muka, DPRD Jatim Minta Percepatan Vaksinasi Pelajar Di Madura
- Publik Tidak Paham dengan Logika Wayan Koster, Tolak Israel Tapi Dukung WBG