Peta koalisi Pemilu 2024 cenderung masih cair. Ini lantaran belum terlihat adanya pengkutuban kekuatan partai politik.
- Komisi IX Desak Pemerintah Turun Tangan Hadapi Goncangan Bisnis Startup
- Didukung Penuh Tamami Grup, NasDem Situbondo Target 13 Kursi DPRD Kabupaten, 1 Kursi Provinsi dan DPR RI
- DPRD Bondowoso Ajukan 55 Rekomendasi Atas LKPJ, Bupati Nyatakan Siap Tindak Lanjuti
Menurut analisa Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam, setidaknya ada tiga partai yang menjadi jangkar kekuatan politik 2024.
Pertama PDIP yang memiliki kekuatan 20 persen dan bisa mengusung capres dan cawapres sendiri. Kedua, Partai Gerindra, yang memiliki bekal 12 persen dan hanya butuh satu partai dengan kekuatan papan tengah.
Untuk itu, terkait adanya sejumlah simulasi pasangan capres dan cawapres dari lintas lembaga survei, diyakini masih dinamis.
"Misal Prabowo-Puan, apakah visible dilakukan? Sejauh ini, Ibu Mega sebagai pemilik saham politik terkuat masih merasa keberatan kalau PDIP memiliki kekuatan berada di nomor dua, artinya Prabowo-Puan menjadi kurang begitu visible," ujar Khoirul Umam, Sabtu (12/2).
Menurut Umam, jika simulasi itu dibalik menjadi Puan-Prabowo pun akan memunculkan resistensi politik tersendiri. Baik oleh Gerindra maupun PDIP, mengingatkan dinamika Pilpres 2024 masih sangat dinamis.
"Artinya ada potensi kemudian wacana Prabowo-Puan layu sebelum berkembang," kata Dosen Universitas Paramadina ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Mojokerto Minta Lelang Lebih Dini untuk Proyek Pembangunan 2023
- Andi Arief: Ada Dendam PDIP Terhadap SBY Sebagai Menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo
- Selain Impor Pakaian Bekas, Impor Pakaian dari China Juga Membunuh UMKM