Pj Wali Kota Malang 'Ngangkut' ke Terminal Arjosari Terkait Sistem Buy The Service 

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat ngobrol bareng sopir angkutan kota/RMOLJatim
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat ngobrol bareng sopir angkutan kota/RMOLJatim

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat datang langsung ke Terminal Arjosari dalam agenda Ngobrol Bareng Angkutan Kota (Ngangkut) pada Selasa (9/7). 


Wahyu datang mendiskusikan rencana adaptasi sistem Buy The Service (BTS) untuk meningkatkan layanan angkutan umum publik di Kota Malang.

Ia berdiskusi dengan paguyuban sopir angkutan kota (angkot) dan stakeholder lainnya untuk menampung segala uneg-uneg sambil mendiskusikan solusi permasalahannya.

Sejumlah sopir angkot mengutarakan uneg-unegnya yang menjadi permasalahan mereka selama ini, seperti minat masyarakat untuk naik angkot yang menurun, persaingan dengan transportasi online, kualitas kendaraan yang semakin menurun, serta kondisi terminal yang dinilai kurang bagus.

Salah satunya, yaitu Freddy, perwakilan sopir angkot GA, mengatakan bahwa kondisi angkot saat ini ibaratnya hidup segan mati tak mau. Ia menilai, maraknya ojek dan kendaraan online adalah salah satu faktornya.

"Tapi banyak dari mereka (ojek online) hanya untuk mencari tambahan pendapatan. Kita ini supir angkot cari hidup, bukan cari tambahan. Mohon kebijakannya terkait hal itu," bebernya.

Menanggapi hal ini, Wahyu mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan sistem Buy The Service (BTS) sebagai solusi untuk menarik kembali para penumpang menggunakan angkot. Alasannya adalah kualitas layanan yang diberikan bisa bersaing dengan kendaraan online.

"Saya banyak mendapatkan keluhan dari masyarakat, kalau mau naik angkot itu dilihat mobilnya kurang layak, mau naik juga mikir. Tapi kalau kualitasnya kita perbaiki dengan sistem BTS, kendaraan yang baik, supirnya juga mbois-mbois, jadwal kendaraan juga bagus, saya yakin bisa bersaing dengan kendaraan online," ujar Wahyu.

Menurutnya, strategi BTS tersebut telah diterapkan di kota-kota lainnya dan berhasil menarik kembali penumpang kendaraan umum. 

Disamping itu, keluhan para pengemudi kendaraan umum di semua kota sebelum menerapkan sistem BTS sebenarnya sama. Namun BTS akhirnya bisa membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.

"Keluhan yang dikeluhkan oleh sopir-sopir itu sama. Akhirnya di kota-kota yang telah menerapkan skema BTS tersebut, memang butuh waktu, namun dengan bertahap dan perlahan-lahan terbukti bisa mengurangi permasalahan terkait angkutan umum," ungkapnya.

Maka dari itu, Wahyu merencanakan akan memulai sistem tersebut di tahun 2025.

"Strateginya sudah dipakai di kota-kota lainnya dan memang berhasil. Salah satu syaratnya adalah kelayakan kendaraan umum. Insya Allah mulai tahun 2025 sistem ini bisa dilaksanakan," sambungnya.

Wahyu juga menyampaikan bahwa diskusi semacam ini akan diadakan secara berkelanjutan, karena salah satu poin yang digunakan dalam kajian-kajian permasalahan angkutan umum adalah suara dari pihak lapangan seperti sopir angkot.

"Kita akan selalu ada konsultasi publik seperti ini secara terus menerus agar dapat meminimalisir masalah yang terjadi. Nanti kita sampaikan ini dalam kajian, agar ada satu skenario yang baik untuk angkutan publik yang ada di Kota Malang," tutur Wahyu. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengungkapkan pihaknya akan memberikan dukungan dalam hal birokrasi dan mengupayakan agar ada pengendalian kendaraan berbasis online, dengan tujuan supaya masyarakat lebih memanfaatkan angkutan kota.

"Kebijakan terkait transportasi online ini adalah kebijakan pemerintah daerah minimal tingkat provinsi. Oleh karena itu, terkait hal ini kajiannya akan kita sampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga, agar harus ada pengendalian," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news