Meski sering berbeda kebijakan dengan Jepang, politik luar negeri Indonesia dipandang luar biasa oleh negara lain.
- Dukung Amandemen UUD 1945 Kembalikan Haluan Negara, Begini Masukan Ketum IYCN
- Nasdem Terbuka untuk Koalisi, Wlly Aditya: Mau ke Kiri, Kanan, Atas dan Bawah, Bisa Semua
- Dipertanyakan Beli Migor Pakai KTP, Kenapa Biosolar dan LPG Tidak Pakai KTP?
"Indonesia bersahabat dengan Jepang. Namun terdapat beberapa hal yang cukup berbeda, terutama saat menghadapi China. Jepang sangat anti China, sementara Indonesia tidak mengikuti," ungkap Profesor ameritus of Development studies Universitas Kyoto Jepang, Kosuke Mizune, dalam seminar Indonesia Strategic and Defense Studies (ISDS) pada Rabu (31/8).
Kosuke mengatakan Indonesia telah sangat diprioritaskan oleh Jepang, terlebih ketika PM Kishida mengunjungi Indonesia dan mengajak negara itu beraliansi menentang China.
"Namun, Indonesia tetap teguh pada politik bebas aktifnya. Negara ini juga tidak ingin mengikuti barat untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia, padahal 46 negara telah satu suara," ujar Kosuke.
Profesor Kyoto itu menyoroti beberapa pandangan umum di kalangan masyarakat Jepang yang melihat politik bebas aktif Indonesia sebagai kebijakan yang berorientasi pada kepentingan ekonomi.
"Bisa jadi Indonesia tidak mengutuk China, atau tidak memberikan sanksi kepada Rusia karena mereka butuh impor minyak murah dan terigu murah dari kedua produsen terbesar tersebut," jelasnya.
Terlepas dari berbagai perbedaan yang ada, Kosuke mengapresiasi kebijakan luar negeri bebas aktif Indonesia yang berfokus pada perdamaian dan keamanan, khususnya saat Jokowi menemui dua kepala negara yang berperang di Ukraina dan Rusia.
"Kunjungan presiden RI kepada Putin dan Zelenskyy sangatlah diapresiasi, ini juga menunjukan sikap politik Indonesia yang tidak berpihak dan pro kedamaian," kata Kosuke dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Terakhir, ia menegaskan bahwa kebijakan politik Indonesia telah banyak dihargai dan jika indonesia dapat lebih memperkuat demokrasi dan ketegasanya terhadap HAM, maka diplomasi Indonesia di luar negeri akan semakin mendapat banyak apresiasi dan lebih dihargai lagi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anies Rising Star, Sulit Dikalahkan Risma
- Golkar Siap Tampung Ganjar Dampingi Airlangga di Pilpres 2024 Jika Tidak Ada Tempat di PDIP
- KPU Bangkalan Umumkan DCT Pileg 2024