Quraish Shihab Bicara Istilah yang Pantas untuk Koruptor dan Cara Jera Menghapus Sikap Koruptif

Quraish Shihab/ net
Quraish Shihab/ net

Korupsi mungkin masih dalam kerangka berpikir dan sudut pandang yang tidak jauh berbeda dan sering didengar masyarakat, jika ditanggapi oleh para politisi atau penegak hukum. Namun, berbeda jadinya jika dibahas oleh Cendekiawan Muslim seperti Quraish Shihab.


Diskusi Quraish Shihab bersama putrinya, Najwa Shihab, terkait korupsi dilansir oleh website Nahdlatul Ulama, NU Online, yang diakses Kantor Berita Politik RMOL, pada Senin pagi (30/8).

Di dalam artikel NU Online tersebut, dibahas penjelasan Qurais Shihab mengenai istilah yang pantas digunakan bagi orang-orang yang tertangkap melakukan tindak pidana korupsi. Di mana menurutnya, tidak pantas mereka disebut sebagai koruptor.

Sebagai perbandingannya, Quraish Shihab menggunakan analisis sosial kelas. Yang mana dia mempertanyakan stigma yang diberikan kepada warga negara tergolong miskin yang mengambil bukan haknya dinamai pencuri. Sementara pejabat atau pegawai negara dinamai koruptor.

"(Padahal) dia (pejabat atau pegawai negara) itu pencuri," tegas Quraish menyambung uraiannya.

Di samping itu, ia juga mempertanyakan sekaligus mencoba memberikan perspektif yang berbeda mengenai cara menjerkan para pelaku korupsi yang menurutnya tidak cukup hanya dengan melakukan penyitaan barang pribadi miliknya.

Akan tetapi, dia memandang perlu ada upaya membuat miskin anggota keluarganya agar terpidana kasus korupsi tidak akan pernah bisa untuk tetap menikmati harta hasil korupsinya yang mungkin disamarkan.

Dalam penjelasannya ini, Quraish Shihab juga menekankan hukum agama Islam yang menyatakan perbuautan korupsi haram, dan jika diberikan kepada keluarga, istri, anak-anak dan hingga saudaranya akan memberikan dampak.

"Kata nabi, setiap daging yang tumbuh dari makanan haram maka neraka tempatnya," demikian Qurais Shihab.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news