Saling serang dan hujat di media sosial antar pendukung Calon Presiden (Capres) membuat masyarakat kehilangan respek.
- Kejagung Sita 11,7 Hektare Tanah Berlatar Lautan Milik Johnny G Plate
- Rizal Ramli: PKB dan PAN Hasil Reformasi, Kok Tega-teganya Mau Melawan Konstitusi
- Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Bondowoso, Begini Lengkapnya
Sikap fanatisme berlebihan, menurut Surokim, hanya akan menimbulkan efek negatif bagi demokrasi di Indonesia.
"Mereka kehilangan modal politik dan tidak sedang membangun peradaban bermartabat, kecuali hanya ingin menyanjung tuannya menjadi pendukung fanatisme yang buta tanpa belajar,†ujarnya.
Jika situasi ini terus berlangsung, maka dikhawatirkan potensi konflik kekerasan akan semakin masif.
"Bisa membahayakan bangunan politik kita bersama,†sebutnya.
Dia berharap, elit koalisi pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bersikap rasional dan memberikan pendidikan politik yang baik kepada pendukungnya.
Mereka harus diajari cara menerima perbedaan dan tidak saling menghujat.
"Menurut saya harus ada usaha dari elit untuk mengingatkan pendukung fanatisnya agar kembali merajut respek kepada sesama anak bangsa,†katanya.
Surokim juga meminta agar elit Parpol maupun pendukung kedua Paslon bisa mengendalikan diri. Tidak lagi melakukan tindakan yang provokatif dan memantik perseteruan.
"Elit harus bisa mengendalikan diri dan menjadi contoh dan tidak terjerumus menjadi sumbu-sumbu pematik kebakaran yang meluas. Elit harus bs menjadi pemadam kepanasan agar juga bs memeroleh respek publik. Saatnya elit kembali memperjuangkan nilai itu dan komitmen untuk merajut kembali respek yang mulai hilang dan defisit itu,†pungkasnya. [aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jika Kasus Johnny Plate Terkait Politik Maka Ciderai Nilai Demokrasi dan Hukum
- Luhut Pandjaitan: Saya Tidak Mau Varian Delta Naik Lagi
- Pertemuan AHY-Surya Paloh Penjajakan Bentuk Koalisi Lawan Jokowi?