Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Eko Sulistyo menjelaskan rekonsiliasi yang dimaksud oleh Presiden Joko Widodo jelang Pemilu 2019. Menurutnya, rekonsiliasi yang dimaksud bukan soal bagi-bagi kursi.
- PDIP dan PPP Rsmi Usung Ganjar, NasDem Tetap Percaya Diri Dukung Anies
- OJK Didesak Selidiki Pembelian Saham GoTo
- Pimpinan MPR Minta Pelaksanaan PTM Segera Dievaluasi
Secara tersirat, sambung Eko, maksud ucapan Jokowi yang mengajak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bekerja bersama-sama usai gelaran pilpres lebih kepada menghimbau masyatakat agar melupakan kompetisi 01 dan 02 untuk kemudian bersatu, yakni persatuan Indonesia seperti dalam sila ketiga Pancasila.
Dijelaskannya, dalam membangun bangsa dan negara posisi antara pemerintah dengan oposisi adalah setara, yaitu untuk kepentingan secara bersama dalam membangun Indonesia yang baik ke depannya.
"Kalau kemudian misalnya ada keinginan untuk bertemu keduanya itu harus dipahami sebagai sebuah pertemuan sebagai tokoh bangsa yang kemudian dalam pertemuan itu bisa saja membicarakan kepentingan bangsa, saya kira itu," jelasnya.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Direktur Kopi Politik Syndicate Todotua Pasaribu itu, selain Deputi IV KSP Eko Sulistyo, hadir juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, pengamat politik Agus Jabo dan Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Pro Demokrasi Satyo Purwanto.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ratusan Pendekar PSHT Di Bojonegoro Dukung Prabowo Di Pilpres 2024
- Miliki Dana Besar, Kemenkes Diminta Segera Cairkan Insentif Petugas Medis!
- Kondisi Fiskal Sedang Terpuruk, Program MBG Jangan Bebani Keuangan Negara