Ritual berujung maut di laut selatan Jember, Pantai Payangan Desa Sumberrejo Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Minggu (13/1) pagi masih dalam proses pencarian tim sar.
- Mudahkan Pengurusan Dokumen Administrasi, Pemkab Malang Launching Program Desaku Tuntas
- Pemkot Kediri Ajak Santri Bangkit Dari Keterpurukan Akibat Pandemi
- Pj. Gubernur Adhy Optimis Kontingen Jatim Dalam Peparnas 2024 Bawa Hasil Terbaik dan Raih Juara
"Rombongan berjumlah 24 orang (termasuk sopir), Kelompok Tunggal Jati Nusantara, berasal dari Desa Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung dan Jenggawah Kabupaten Jember," kata Kasat Polairud Puger Polres Jember, AKP Muhammad Na'i, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (13/2).
Dia menjelaskan, rombongan tersebut menggunakan kendaraan mini bus elf, Nopol : DK-7526-VF, Warna Silver. Mereka berangkat dari rumah Hasan, pimpinan rombongan, sekitar pukul 23.00 WIB, Sabtu (12/2).
Berangkat dari rumahnya di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi dan tiba di Pantai Payangan Dusun Watu Ulo ini, Desa Sumberejo, sekitar pukul 23.30 WIB, untuk melakukan ritual.
"Sekitar pukul 00.00. WIB, Minggu (13/2), sebanyak 23 orang melakukan melakukan ritual, di tepi Pantai Payangan tepatnya di selatan Gunung Samboja," katanya.
"Sebelum peristiwa itu terjadi, para korban sudah diingatkan oleh saksi Saladin (Pengelola Bukit Samboja), untuk tidak mendekat ke laut, karena ombak besar," sambungnya.
Namun rombongan tersebut, tetap nekat ke pantai untuk melakukan niatnya, melaksanakan ritual ditengah suasana gelap, dengan deburan suara ombak Segoro kidul. Namun tak lama kemudian, dari waktu diingatkan warga, sekitar pukul 00.25. WIB, dia mendapatkan informasi 23 warga sudah tergulung ombak.
Mereka terserat arus air laut pantai Payangan, yang terkenal ganas dan datang secara tiba-tiba itu.
"Karena itu, warga sekitar atau tim SAR rimba laut, berusaha menolong korban. Korban yang berhasil diselamatkan langsung dibawa ke puskesmas Ambulu," katanya.
Bahkan malam itu juga, ada 2 orang, yakni Kholifah, warga desa Gugut Kecamatan Rambipuji dan Bu Syaiful, warga desa Krasak Kecamatan Ajung.
Karena itu, tim SAR rimba laut, Basarnas, pihak kepolisian, terus melakukan pencarian, 9 orang korban yang dinyatakan hilang. Baru sekitar pukul 06.15 WIB, tim SAR gabungan, kembali menemukan enam orang korban, yang sebelumnya dinyatakan hilang.
Mereka teridentifikasi dengan Pinkan (13 ), warga Tawangalun, Rambipuji, Bu Bintang, warga Jalan Kacapiring kelurahan Gebang kecamatan Patrang, Sofi (22), warga asal Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Sukorambi, Arisko (21), warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Sukorambi, Musni (55), warga Sempusari Wetan, serta Yuli (30), warga Panti.
Satu jam kemudian, tim kembali menemukan dua korban. Keduanya adalah Ida asal Tawangalun, Rambipuji, dan Febri, (28) asal Bondowoso.
"Hingga Minggu siang, sudah ditemukan 10 orang korban meninggal dunia," jelas dia.
Sementara tim SAR masih terus melakukan proses pencarian, Korban yang hilang, bernama Syaiful (40), warga Krasak, Desa Kecamatan Ajung.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gelar Job Fair 2023, SMKN 6 Surabaya Gandeng 50 Perusahaan Siap Rekrut Kerja
- Masyarakat Cemas Isu Mafia Skincare Etiket Biru Berbahaya
- Ketua DPRD Jatim Angkat Bicara, PPKM Mikro Lebih Efektif Dimulai Dari RT