Sistem pemilu yang dilaksanakan di Indonesia memang mempunyai dampak positif dan negatif.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua MPR RI Mahyudin dalam diskusi bertema 'MPR Rumah Kebangsaan Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat' di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (22/11). Menurut dia, dampak positif yang dirasakan adalah rakyat bisa menentukan pemimpin yang dikehendaki. Tetapi, sisi negatif yang tidak seharusnya terjadi adalah orang yang tidak pantas memimpin pun terkadang terpilih.
- CSIS: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Momentum Krisis Global
- Kaesang Resmi Gabung PSI, Puan Maharani: Ayo Ikut PDI Perjuangan Aja!
- Temuan LP3ES, Mayoritas Masyarakat Dukung Pemimpin Muda Untuk Pemilu 2024
Kondisi demikian menyebabkan terjadinya penurunan kualitas parlemen. Dia mencontohkan, sering dalam rapat paripurna banyak kursi yang kosong. Itu terjadi karena banyak anggota dewan menganggap tak ada hubungan antara rajin hadir sidang dengan keterpilihan saat pemilu.
"Menyedihkan bila saat rapat-rapat komisi tak ada orang. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana sistem pemilu yang ada diubah dengan lebih mengedepankan terpilihnya sosok-sosok yang berkualitas," jelas Mahyudin.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ini Alasan Haikal Hassan Mundur dari Kepengurusan PA 212
- Terharu hingga Cak Imin Menangis, Anies: Kita Tuntaskan Perjuangan Ini
- Bahas Bacawapres Prabowo, Enam Ketum Parpol Tiba di Kertanegara