Banyuwangi berhasil menampilkan Keanggunan kebaya sebagai produk budaya bangsa Indonesia.
Hal itu terbukti,dalam balutan Festival Kebaya, ratusan karya kebaya rancangan anak bangsa mulai siswa SMK hingga desainer nasional berhasil memukau ribuan penonton di Gelanggang Seni-Budaya (Gesibu) Banyuwangi.Beragam tema kebaya mulai dari nuansa etnik, cheerfull, kebaya casual, hingga kebaya pesta tampil dengan menawan pada Rabu Malam (24/4). Desainer yang terlibat juga memberikan sentuhan berbeda pada setiap karya busananya. Banyuwangi mendorong tumbuhnya sektor kreatif, salah satunya fashion. Festival ini kami gelar tidak hanya sebagai media promosi bagi desainer lokal, tapi juga menumbuhkan bibit bibit desainer muda daerah,†kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
- 3 Alasan Ridwan Kamil Pilih Gabung di Partai Golkar
- Kampanye Dimulai Besok, Emil Dardak Instruksikan Kader Demokrat Jatim Sosialisasikan Prabowo-Gibran
- Pilkada 2024, 100 Kiai Banyuwangi Deklarasi Dukung Gus Munib Calon Bupati
Kemudian ada tujuh desainer lokal Banyuwangi mereka adalah Eko Purwanto, Almira, Nirmala Eka, Esy Polaris, A Muzakki, Ocha Laros dan Mayasari Yosefa. Semuanya menampilkan busana kebaya indah baik casual hingga pesta.
Kami menautkan para desainer lokal, termasuk anak-anak SMK, dengan pelaku fashion nasional. Sehingga diharapkan ada percepatan kualitas. Dan dalam waktu tak lama, para desainer lokal bisa mengakses industri fashion nasional, memasarkan karyanya agar tambah laris,†imbuhnya.
Sementara itu, Festival Kebaya Banyuwangi kali ini terasa lebih istimewa dengan memberikan panggung bagi karya para pelajar SMK. Sebanyak 18 siswa dari 9 SMK di Banyuwangi menampilkan karya originalnya.
Sebelumnya mereka telah mendapatkan mentoring dalam workshop busana oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) selama satu minggu.
Sebelum festival digelar, rangkaian workshop digelar. Kami fasilitasi bagaimana anak-anak muda Banyuwangi memahami business process industri fashion secara benar,†paparnya.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam event tersebut memberikan apresiasi. Dirinya memuji upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam memajukan sektor kreatif daerah.
Orang hebat dan kuat akan dikalahkan oleh orang kreatif dan inovatif. Para desainer adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif. Di belahan dunia manapun yang hidup dan survive adalah mereka yang menggerakkan sektor kreatif. Banyuwangi telah melakukannya†ujar Khofifah.
Disisi lain, para siswa yang mengikuti Festival tersebut juga mengaku bangga, seperti yang diutarakan Dendy Cahyono (17), siswa kelas XI SMK Bustanul Falah, Kecamatan Genteng. Dirinya merasa beruntung bisa mendapat kesempatan ikut pelatihan dan menghasilkan karya busana yang langsung dipamerkan kepada khalayak luas.
Ini baru pertama kalinya saya buat kebaya. Kami diajari membuat desain hingga teknik menjahit, juga bagaimana membuat detail busana agar menarik,†kata siswa jurusan busana itu.
Selain Dendy juga ada Melisa Dwi Ardiyanti (17) Siswa kelas XI SMKN Ihya Ulumudin. Melisa merasa bangga sekaligus terharu karena hasil karyanya ditampilkan langsung di atas panggung Festival dan disaksikan oleh ribuan orang.
Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya semakin semangat untuk menekuni dunia tata busana yang memang menjadi passion saya,†tandasnya.
Festival Kebaya semakin meriah dengan hadirnya penampilan penyanyi Keroncong asal Solo, Endah Laras. Endah sukses melengkapi keseruan even lewat alunan keroncong yang memikat dan guyonan segarnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tukar Pikiran dengan Tokoh Agama, Rizal Ramli: Masalah Kita Sudah Multidimensi
- Turun Ke Level PPKM 3, Bupati Hendy: Semua Pihak Sudah ikut Bertanggung Jawab dan Masyarakat Semakin Sadar
- KIPP Jember Temukan 10 Dugaan Pelanggaran Pilkada di Masa kampanye