kampus merdeka

Bank Dunia memprediksi Indonesia akan mengalami kekurangan lebih dari 9 juta tenaga digital di 2030. Pemerintah berupaya mengatasi hal tersebut dengan mengadakan berbagai program berkualitas dalam perguruan tinggi, agar menghasilkan banyak tenaga ahli di bidang digital dan teknologi, serta mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan pekerjaan.

Sebagai wujud kontribusi nyata bagi dunia pendidikan, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Penyelenggaraan Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dalam Rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan Fakultas Hukum Universitas Jember (FH Unej).

Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek), Nadiem Anwar Makarim, meminta seluruh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ikut terlibat di program Kampus Merdeka.

Melalui program Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi Universitas Wijaya Putra, memasuki tahun ajaran 2021-2022 ini, Universitas Wijaya Putra atau UWP memberangkatkan 16 mahasiswanya (outbound) untuk mengikuti perkuliahan di tujuh universitas. Di antaranya Universitas Pattimura, Universitas Negeri Makasar, Universitas Hasinuddin, dan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Bosowa, Universitas Pendidikan Nasional dan Universitas Halu Oleo selama satu semester.

Dalam rangka implementasi Program Kampus Merdeka, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM), memilih XL Axiata Future Leaders (XLFL) sebagai salah satu pengisi mata kuliah Future Leader and Organisation.

Sebagai wujud implementasi Memorandum of Understanding (MoU) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) dengan Universitas Islam Malang (Unisma), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) bersama Pascasarjana Unisma melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS).