Usai Munas XI memutuskan Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum, Gonjang-ganjing Partai Golkar terus berlanjut.
- Ulama Diminta Keluarkan Fatwa Haram Terima Amplop Pemilu
- Prediksi Anis Matta: Ada Fenomena Saling Bongkar Kasus Jelang Pilpres 2024
- Belanja BPKAD di R-APBD 2025 Tembus Rp5,2 Triliun, Ini Tanggapan Komisi C DPRD Jatim
Kader Golkar garis keras, Khalid Zabidi gencar mengajak kader Golkar lainnya untuk diskursus menganalisis apa yang tengah terjadi pada partainya.
“Golkar garis keras ini lahir satu, pertama adalah ketika saya merasa Golkar ini organisasi partai yang lama, yang matang, punya tradisi organisasi yang solid dan kita punya kultur menghargai senior-senior yang membantu Golkar. Tiba-tiba ada suatu momentum, Golkar ini diobok-obok yang dugaannya dari kekuasaan,” kata Khalid dikutip RMOL dari kanal Youtube Forum Keadilan TV, Selasa (27/8).
Menurut dia, Golkar sebagai partai terbuka yang tidak punya owner sangat menjunjung tinggi nilai demokratis.
“Golkar ini satu-satunya partai terbuka yang masih bisa sebagai dianggap suatu pilar demokrasi. Ini agak punya kekhususan dibanding partai-partai lain,” jelasnya.
Sambung Khalid, jika ada pihak yang ingin menjadi kader atau bahkan ketua umum maka harus mengikuti prosedur yang sudah disusun dalam AD/ART.
“Jadi mendaftar sebagai kader, menyatakan diri bukan kader dari partai lain, ikut proses kaderisasi, kalau mau menjadi ketua umum, maju mencalonkan diri sebagai ketua umum,” beber dia.
Dia mengklaim bahwa gerakannya ini telah mendapat restu dari beberapa senior Partai Golkar sebagai upaya penyelamatan organisasi.
“Sudah ada 4-5 senior yang sudah mulai menelpon, diskusi panjang, kemudian menyampaikan uneg-unegnya dan mendorong bahwa Golkar harus diperbaiki dan diselamatkan,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Aksi Mogok Kerja Pertamina Dianggap Sarat Kepentingan Politik
- Melalui Mukerwil. PPP Sumut Deklarasikan Ganjar Pranowo Capres 2024
- DPRD Jatim Mediasi Konflik Pengelola Dan Yayasan Yani Golf