Taufiequrachman Ruki Sempat menjadi kandidat kuat Ketua Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun Presiden Joko Widodo justru memberikan kursi pimpinan Dewas diberikan kepada Tumpak Hatorangan Panggabean.
- KPU Didesak Buka Data Syarat Kepesertaan Pemilu Mulai Verifikasi Administrasi Hingga Faktual
- Sejumlah Profesor Berkumpul di Yogyakarta Soroti Krisis Kepemimpinan
- Majelis Nasional KAHMI: AS dan Israel adalah Poros Terorisme dan Kejahatan Dunia
"Tafsir paling sederhana adalah soal rekam jejak. Ruki tidak cukup panjang menangani KPK dan juga punya catatan sebagai bagian dari Parpol, yakni PPP. Itu cukup kuat dijadikan alasan tidak terpilih,†ucap Dedi dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/12).
Selain itu, mantan Ketua KPK periode 2003-2007 itu juga sempat terseret polemik dalam penanganan kasus Sumber Waras.
Pada medio 2016 silam, Ruki pernah menyebut bahwa ada temuan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang dinilai merugikan Pemda DKI sebesar Rp 191 miliar.
"Terkait keterangan Ruki soal Sumber Waras, sejauh ini tidak terbukti di muka hakim. Hal itu bisa saja dianggap bahwa ia tidak akurat melihat persoalan korupsi,†tutupnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Resmi Dukung Prabowo, Samawi Cawapreskan Gibran
- Kodam Brawijaya Bahas Bahaya Komunis dan Paham Radikal
- Hasil Survei Indikator: Erick Thohir dan Najwa Shihab Paling Cocok jadi Ketum PSSI