Pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) terus mendapat sorotan publik.
- KPU Perlu Secara Massif Sosialisasi Pemilu 2024 Sebelum Mulai Tahapan
- Sidang Paripurna, Demokrat Bersikukuh Tolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja
- Peluang Anies Baswedan Menangkan Pilpres 2024 Besar Karena Kedekatan JK Dan Joe Biden
Meski pembahasan RUU HIP telah ditunda, kontroversi tentang RUU ini masih terus terjadi.
Di Banyuwangi, gabungan puluhan ormas, pondok pesantren serta lembaga yang tergabung dalam MSAI (Majelis Silaturahmi Aktivis Islam) Banyuwangi turut menyuarkan penolakan RUU HIP.
Ustadz Gufron Amrullah LC, Pengasuh Ponpes Laduna Benculuk mengatakan, pihaknya menggelar rapat bersama para kiyai, ustazd serta perwakilan ormas lain di masjid Alhilal terkait RUU HIP.
“Insyaallah setelah sholat Jumat besok (10/7), kita bersama umat Islam Banyuwangi akan menyatakan penolakkan RUU HIP, serta RUU sejenisnya yang mereduksi dan mengancam Pancasila menjadi trisila atau ekasila,” tegas Ustadz Gufron pada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (9/7).
Dalam aksi penolakan tersebut, Ustadz Gufron menyampaikan hanya akan menggelar aksi di halaman masjid. Hal ini dilakukan karena pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Aksi di halaman masjid Alhilal. Kita tidak akan keluar dari area masjid, karena masih pandemik Covid-19,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ustadz Gufron juga meminta umat Islam untuk mewaspadai bahaya komunis.
“Dan kami juga menyerukan kepada umat agar terus mewaspadai atas bahaya laten komunis,” tutupnya.
Setelah aksi, minggu depan pihaknya juga akan menghadap pimpinan DPRD Banyuwangi untuk menyerahkan sikap penolakkan RUU HIP agar diteruskan ke pemerintah pusat serta DPR RI.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Puluhan Rumah Warga Bondowoso Rusak Diterjang Angin, Anggota DPR RI Salurkan Beragam Bantuan
- Ribuan Warga Kota Madiun Datangi Rumah Bonie Dorong untuk Maju di Pilkada 2024
- AHY Berhasil Salip Prabowo Dan Ganjar