Presiden Joko Widodo didesak pecat Menteri BUMN Rini Soemarno jika memang terbukti gagal.
- Fahri Hamzah Minta Elon Musk Hapus Kata Kadrun dan Cebong dari Twitter
- Sowan KH Abdul Jalal yang Sedang Sakit, Ketua PKS Jatim Minta Anggota Teladani Semangat Perjuangan
- Gandeng Musisi Jalanan, TKD Jatim Prabowo-Gibran Sambangi Pasar di Surabaya
Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Senin kemarin mengatakan, kalau dilihat lebih rinci, sektor minyak dan gas bumi yang paling besar sumbangannya atas defisit neraca perdagangan tersebut.
"Sebaiknya diganti saja, tidak usah dipakai lagi," ujar Rusdi dilansir Kantor Berita RMOL, Selasa (9/7).
Apalagi Rini saat ini telah diboikot DPR. Pemboikotan Rini berawal dari rekomendasi Pansus Angket Pelindo II pada Desember 2015. Pansus Pelindo terkait dengan masalah kontrak JICT antara Pelindo II dan HPH karena terindikasi kuat telah merugikan negara dengan menguntungkan pihak asing.
Salah satu rekomendasi Pansus Angket adalah, merekomendasikan Presiden menggunakan hak prerogatif untuk memberhentikan Menteri BUMN Rini Soemarno karena dianggap melanggar aturan.
Namun, jelas Rusdi menambahkan, apabila menterinya sudah sering bermasalah, maka sesungguhnya presidennya lah yang tidak mampu.
"Justru presidennya gagal karena dia tidak mampu mengarahkan menterinya," ungkapnya.
Sementara itu dibandingkan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Joko Widodo kalah cepat. Baru-baru ini seperti ramai diberitakan, Presiden Erdogan mencopot Gubernur Bank Sentral Turki Murat Cetinkaya. Pencopotan dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian Turki. Cetinkaya disebut-sebut enggan menurunkan suku bunga.[aji
- China Kesal AS Tunda Pertemuan DK PBB Terkait Masalah Israel-Palestina
- Nasdem dan PKB Usul KPK Periksa Semua Capres Cawapres
- Jatim Buka Peluang Kirim Tenaga Perawat Ke Luar Negeri