Konsep pembangunan bola lampu bisa mengakibatkan penyusutan wilayah terluar, sebab teori ini merupakan perumpaan pembangunan yang terpusat hanya kepada wilayah induk pemerintahan, sehingga mengabaikan daerah terluar, seperti halnya pulau-pulau kecil di perbatasan.
- Okupansi Hunian di Kawasan Bromo Jelang Kasada Meningkat, Kamar Kapsul Bisa Jadi Solusi
- Bangun Banua Kalimantan Selatan Sambut Rencana Kerjasama Puspa Agro
- PWU Butuh Suntikan Modal Rp 250 Milyar Untuk Dongkrak Kinerja Perusahaan
"Sebab, pulau-pulau tersebut menentukan titik terluar dari negara Indonesia,†kata mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ini, dikutip Kantor Berita , Senin (2/9).
Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan bahwa sejak zaman kerajaan, Indonesia membangun wilayahnya menggunakan teori bola lampu. Teori ini merupakan perumpaan pembangunan yang terpusat hanya kepada wilayah induk pemerintahan, sehingga mengabaikan daerah terluar, seperti halnya pulau-pulau kecil di perbatasan.
"Padahal, Indonesia berbatasan langsung dengan sepuluh negara tetangga, sehingga memiliki potensi konflik garis perbatasan yang sangat tinggi,†ujarnya.
Diungkapkan, di antara 10 potensi konflik tersebut, hanya sengketa perbatasan dengan Singapura-lah yang sudah diselesaikan. Apabila Indonesia tidak menangani sengketa perbatasan ini dengan baik dan serius, nantinya akan berakibat pada hilangnya pulau beserta teritorialnya.
'Apabila terus memegang konsep pembangunan bola lampu, Indonesia akan kehilangan kepemilikan atas pulau-pulau kecil berikut potensinya yang berdampak pada penyusutan wilayah teritorial laut kita,†terangnya.[isa/bdp]
- Peringati Hari Jadi Kota Batu Ke-22 Tahun, Bank Jatim Serahkan CSR dan Branding Pasar Induk Among Tani
- BTN Cycling Community (BCC) Gelar Gowes Santai Susuri 77 KM Wilayah DKI
- bank bjb Raih Leadership AA dalam ESG Disclosure Awards 2021