Pasien Covid-19 Asal Ngawi Seorang Petani Dan Tak Pernah Bepergian, Tertular Dari Siapa?

Hasil tracing terhadap pasien positif Covid-19 asal Ngawi yang saat ini dirawat di RS Moewardi Solo cukup membingungkan. Menyusul, si pasien asal Desa Banyubiru, Kecamatan Widodaren tersebut tidak pernah melakukan riwayat perjalanan ke luar daerah dan merupakan seorang petani biasa. 


Bupati Ngawi Budi Sulistyono (Kanang) menyebut pasien yang notabene sebagai kepala keluarga berumur diatas 50 tahun itu tidak pernah kontak banyak orang. Hanya saja sebelum dinyatakan positif yang bersangkutan pernah berobat ke Sragen dengan keluhan sakit pinggang dan balik lagi kerumah.

"Sekitar April si pasien ini oleh medis diarahkan untuk berobat di RS Moewardi Solo. Ketika hendak di MRI (Magnetic Resonance Imaging-red) mendadak batuk-batuk otomatis oleh medis langsung di isolasi karena mirip gejala Covid-19," terang Kanang, Jum'at, (1/5).

Lanjutnya, oleh medis dilakukan rapid test dan hasilnya saat itu reaktif diteruskan uji swab pertama dan kedua ternyata hasilnya pun positif. Tidak berhenti pada si pasien, kata Kanang seluruh keluarganya yang mengantarkan pasien sebelum dilakukan isolasi tetap diwajibkan menjalani rapid test termasuk istri dan anaknya. Hasilnya non reaktif. 

"Apakah itu ada kesalahan rapid test pada keluarganya maka akan kita lakukan pemeriksaan lagi. Dan kondisi pasien selama menjalani proses perawatan terus membaik dari sebelumnya" ungkapnya. 

Sebagai langkah antisipasi pencegahan dari paparan virus corona Kanang meminta RS Moewardi untuk memperhatikan secara khusus si pasien asal daerahnya itu. Mengingat hasil tracing tidak termasuk dari klaster manapun termasuk yang lagi mencuat ke permukaan yakni klaster Temboro. 

"Dengan adanya positif Covid-19 ini tadi saya sudah meminta desa asal si pasien untuk sementara ditutup. Karena asal muasal si pasien terkena virus tidak diketahui dari mananya. Bahkan keluarganya pun untuk menjalani isolasi ketat," pungkas Kanang.