Presiden AS Donald Trum dilarikan ke sebuah bunker rahasia ketika ratusan orang yang geram atas kematian warga kulit hitam, George Floyd, menggeruduk gedung putih pada Jumat malam (29/5).
- Dugaan Kecurangan Pemilu: Pergantian Kalapas Picu Keberatan dari Anggota DPR RI
- Erick Thohir Beri Orasi Ilmiah di Acara Wisuda Universitas Borobudur
- Penambahan Masa Jabatan Kades Sarat Kepentingan Politik
Dilaporkan New York Post pada Minggu (31/5), beberapa agen Secret Service membawa Trump ke sebuah bunker yang dirancang untuk keadaan darurat seperti serangan teroris. Menurut sumber dari Partai Republik, Trump bersembunyi di bunker selama satu jam.
Informasi mengenai dibawanya Trump ke bunker pertama kali oleh New York Times. Sumber tersebut juga mengungkapkan, Trump dan keluarganya sangat khawatir dengan kerusuhan di AS. Meskipun begitu, ia tidak menjelaskan apakah istri dan anak-anak Trump ikut bersembunyi di bunker.
Keputusan untuk melindungi Trump di bunker dilakukan karena situasi yang tidak terkendali atau kacau di luar Gedung Putih. Di mana para pengunjuk rasa melemparkan batu dan menarik barikade polisi.
Sepanjang akhir pekan, Gedung Putih juga bisa mendengar seruan dan nyanyian dari pengunjuk rasa di Lafayette Park ketika agen-agen Secret Service dan petugas polisi tengah berjuang untuk menahan kerumunan. Meski begitu, Gedung Putih tidak ingin memberikan komentar.
"Gedung Putih tidak mengomentari protokol dan keputusan keamnan," ujar jurubicara Gedung Putih, Judd Deere.
- Meski Ketua KPU Positif Covid-19, Pilkada Jangan Ditunda
- Projo Dituding Terima Mahar Rp 40 M Dukung Prabowo, Handoko: Hoaks!
- Pengadilan Tinggi Jakarta Gelar Sidang Banding Putusan PN Jakpus Soal Tunda Pemilu