Wawancara Imajiner Dengan Kopit

Ilustrasi virus Covid-19/Net
Ilustrasi virus Covid-19/Net

DI tengah kebingungan pemerintah meredam pagebluk, RMOLJatim berhasil menemui virus kopit yang selama ini menjadi sumber masalah di dunia. 

RMOLJatim: Halo virus...

Kopit: !!!??? (tidak menjawab).

RMOLJatim: Halo kopit...

Kopit: Halo juga (akhirnya dibalas).

RMOLJatim: Anda sudah meresahkan orang di seluruh dunia!

Kopit: Sudah tugasku.

RMOLJatim: Apa lagi tugas Anda?

Kopit: Tugasku masuk ke tubuh manusia yang tidak pakai masker, tidak jaga jarak, tidak menjaga kebersihan.

RMOLJatim: Apa gara-gara itu Anda sampai harus merusak segala isi dunia yang selama ini baik-baik saja.

Kopit: Hah, baik-baik saja!!! (nadanya tinggi).

RMOLJatim: Selama ini kami memang baik-baik saja.

Kopit: Kalian para manusia justru yang bikin kerusakan di dunia. Semenjak manusia diciptakan Allah, iblis tidak mau menyembah. Sebb iblis sudah tahu peringai manusia. Diciptakan hanya untuk membuat kerusakan di dunia. Hanya malaikat saja yang mau disuruh menyembah. Itu karena malaikat diperintah Allah.

RMOLJatim: Bukankah masih banyak manusia yang berbuat baik?

Kopit: Hei, kamu wartawan dari mana? 

RMOLJatim: Indonesia.

Kopit: Kamu kok bisa masuk ke sini. Apa kamu sudah dites swab. Hasilnya pasti positif ya ha...ha...ha...rasakan...(tertawa menyombongkan diri)

RMOLJatim: Tidak positif!!! 

Kopit: Kok bisa! Padahal kamu sudah bertemu denganku. Harusnya hasil tes swabmu positif.

RMOLJatim: Kami sekarang sudah punya vaksin. Namanya si Kovak. Vaksin ini dapat menangkal serangan dari pasukanmu.

Kopit: Hmmm, si Kovak!!!

RMOLJatim: Iya si Kovak ini juga suci. Aman dan tidak ada efek samping. Si Kovak didatangkan dari 

negeri China.

Kopit: Ha...ha...ha...China yang mengawali perang antara umat manusia dan kaumku. Sekarang dengan Kovak kalian yakin dapat melawanku? 

RMOLJatim: Kami yakin dapat menangkal serangan dari kaum Anda. Selain vaksinasi dengan Kovak, kami juga menangkal dengan melaksanakan PSBB ketat pada tanggal 11 Januari di Jawa dan Bali.

Kopit: Apa itu PSBB? 

RMOLJatim: Pembatasan sosial berskala besar.

Kopit: Apa yang kalian batasi? 

RMOLJatim: Pembatasan berkegiatan, berkerumun, berserikat, beribadah, berpolitik.

Kopit: Ha...ha...ha...Pemerintah kalian benar-benar pandai memainkan isu. Bikin aturan tapi dilanggar sendiri. Tidak jelas kebijakan pemerintah kalian. Masa bikin kebijakan tunggu tanggal mainnya. Apa kalian kira kaumku sedang cuti. PSBB digelar kemarin, sekarang atau besok sama saja. Pasukanku tiap hari terus bergerilya.

RMOLJatim: Karena itu kami akan menggelar PSBB lebih ketat lagi!

Kopit: Hei, manusia. Camkan kata-kataku ini. Yang namanya arus lalu lintas manusia itu berputar selama 24 jam. Tidak bisa kalian menerapkan aturan itu. Kalian hanya menghambur-hamburkan anggaran saja. Yang bisa menikmati anggaran ya aparatu-aparatur negara. Kalau pun PSBB diterapkan, itu hanya berlaku untuk rakyat kecil. Bagi orang-orang kaya, itu tidak berlaku. Mall-mall, pabrik, restaurant, tetap buka. Sementara tempat ibadah ditutup. Yang mau gelar perayaan keagamaan di tempat peribadatan dilarang. Orang berdoa juga dilarang karena dianggap mengundang kerumunan. Panitia rumah ibadah ditakut-takuti dengan sanksi atau penjara. 

RMOLJatim: Setidaknya kami sudah berusaha yang terbaik untuk melawan pasukan Anda.

Kopit: Begitu katamu. Tapi lihat kenyataan di lapangan. Dana Bansos saja dikorupsi. Apalagi jika kebijakan PSBB diterapkan. Tambah kacau. Malah menteri penggantinya sekarang ini gemar melakukan pencitraan. Dia dijuluki Ratu Drama. 

RMOLJatim: Kenapa Anda peduli dengan kami. Bukankah kita musuh?

Kopit: Aku memang tidak peduli pada umat manusia. Aku hanya menjelaskan kenyataan di lapangan. Bahwa negaramu ada atau tidak ada perang dengan kaumku, tetap hancur karena  bangkrut. Lihat saja menteri 'terbalik'. Kerjanya hanya memupuk utang, utang dan utang. Utang untuk membayar bunga utang. 

RMOLJatim: Kami tidak mau membicarakan urusan menteri 'terbalik'. Dia sudah ada yang mengkritik. Ya itu, si 'Rajawali ngepret'.

Kopit: Negaramu juga aneh. Cara melawan kaumku kebijakannya kerap berubah-ubah. Aku sendiri aslinya tidak masalah. Mau kebijakan diubah setiap waktu, no problem. Saat Pemilu kebijakan protokol kesehatan dibuat kendur. Begitu ada tokoh berkerumun langsung dikriminalisasi. Sedangkan anaknya pejabat yang berkerumun merayakan kemenangan Pemilu malah bebas sanksi. Dan kini kalian mau kembali menggelar PSBB ketat untuk wilayah Jawa-Bali, itu konyol. Kalau mau perang melawan kaumku, semua harus diperhitungkan segala kemungkinannya. Jangan hanya bikin kebijakan sepihak. Sementara yang ada hanya meresahkan masyarakat.

RMOLJatim: Kalau bukan perbuatan keji Anda pada manusia, tidak mungkin kita merasakan kesusahan seperti ini. Gara-gara Anda sekarang semua orang 'dikopitkan'. Orang mulai tidak percaya dengan tenaga medis. Lambat laun mereka dianggap hanya memanfaatkan momen kopit untuk mendapatkan anggaran.

Kopit: Itu masalah kalian. Yang bodoh kalian. Soalnya yang ada di otak kalian cuma duit, duit dan duit. Sedikit-sedikit kopit. Sedikit-sedikit kopit. Kaumku selalu dicap menjadi penyebabnya. Padahal banyak orang yang punya imun kuat tidak mudah kita masuki. Begitu pula dengan orang sakit, belum tentu itu perbuatan kami. Bisa jadi itu penyakit bawaannya. Terus kenapa selalu dicap kopit. Kalian sendiri tidak punya tanggungjawab moral pada sesama. Sekarang rasakan akibatnya. Kalau orang sudah tidak mau berobat ke dokter, jangan salahkan kami. Itu urusan kalian karena hanya mementingkan kepentingan kelompok dan golongan. Isu perang kopit ini selalu kalian mainkan untuk melawan kaum kalian sendiri. Kelak, pasti akan ada momen di mana manusia tidak percaya lagi dengan dokter.

RMOLJatim: Anda harus bertanggungjawab atas banyaknya manusia yang mati.

Kopit: Kalian kira semua manusia itu mati gara-gara perbuatan kaumku. Banyak manusia yang mati wajar kemudian 'dikopitkan'. Coba sekarang kalian telusuri pertanggungjawaban dana penanganan kopit. Berapa anggaran yang dikeluarkan negaramu untuk menangani kopit. Apa semua itu ada pertanggungjawaban ke publik? 

RMOLJatim: !!!!????

Kopit: Yang kukatakan ini ada benarnya. Tidak semua hal selalu diakibatkan perbuatan kaumku. Lihat saja sektor pendidikan kalian sendiri yang buat porak poranda. Masa depan anak-anak dijadikan ajang pertaruhan. Anggaran pendidikan yang besar itu sekarang dipakai untuk apa. Saben hari anak-anak kalian jejali dengan ponsel. Sekolah tidak boleh tatap muka. Alasannya mencegah penularan kopit. Mencegah penularan kopit dengan melarang anak-anak tidak berkegiatan tatap muka sementara  kegiatan lain tidak dilarang. Itu sama saja bohong. 

RMOLJatim: Pokoknya tetap semua 

salah Anda!!!??

Kopit: Wedhus!!! Kalian ini memang manusia pongah. Dibilangi tidak percaya. Pergi dari sini atau mau aku jadikan kamu positif kopit. (marah dan mengusir)

RMOLJatim: Mengapa Anda marah-marah. Ini kan cuma wawancara imajiner!!!

Wartawan Kantor Berita RMOLJatim