Klaster Ziarah Walisongo di Banyuwangi Bertambah Tiga, Total 92 Positif Covid

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Klaster ziarah Walisongo di Kabupaten Banyuwangi bertambah menjadi 3. Jumlah keseluruhan penderita covid dari kasus ini sebanyak 92 orang. Hal itu, terjadi setelah rombongan warga Kecamatan Licin pulang berziarah di sejumlah kota.


Klaster ziarah Walisongo ini, sebelumnya terjadi di Desa/Kecamatan Blimbingsari, sejumlah 18 orang dinyatakan positif. Ada 17 penderita di antaranya isolasi mandiri dan 1 orang sisanya di rawat di rumah sakit. Sedangkan, untuk klaster ziarah Walisongo di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi terdapat 13 orang yang terkonfirmasi positif, seluruhnya melakukan isolasi mandiri.

"Satgas Covid-19 Licin baru tahu ada ziarah Walisongo setelah mereka berangkat. Akhirnya pas pulang tadi malam, langsung dilakukan penjemputan di jalan dan dibawa ke Balai Diklat," ujar dr Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (27/6).

Dr Rio sapaannya menjelaskan, rombongan peziarah Walisongo dari Kecamatan Licin ini berjumlah 98 orang. Seluruhnya telah menjalani rapid tes antigen. Hasilnya 61 orang dinyatakan positif Covid-19.

"Kita lakukan pemeriksaan sampai pukul 01.00 WIB, Minggu dini hari. Ada 61 orang yang positif rapid tes antigen. Sementara sisanya negatif," ujarnya.

Meski positif, 61 warga yang tersebut masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Saat ini, mereka langsung menjalani isolasi terpusat di Balai Diklat PNS Licin, Banyuwangi. 

"Yang negatif kita perkenankan pulang, tapi tetap harus isolasi mandiri selama 10 hari di rumah masing-masing," tukasnya.

Dr Rio menambahkan, dengan adanya klaster ziarah Walisongo di Kecamatan Licin ini, maka terdapat 3 klaster di Banyuwangi. 

"Sebelumnya ada klaster ziarah Walisongo di Desa/Kecamatan Blimbingsari dan Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi," katanya.

Dr Rio yang juga Jubir Satgas Covid-19 Banyuwangi menjelaskan bila ziarah Walisongo ini, salah satunya mengunjungi Kudus. Di sana, kata dia, sedang menjadi episentrum penularan Covid-19. Selain itu, banyak tempat yang dikunjungi peziarah rawan terjadi penularan.

"Apalagi ketika mereka di bus, itukan banyak yang tidak pakai masker. Bisa kita bayangkan ketika ada satu yang terpapar, kemudian tidak ada prokes yang dijalankan, maka penularan akan semakin cepat," ungkapnya.

Satgas Covid Kabupaten, lanjutnya, juga telah menginstruksikan kepada Satgas Covid-19 tingkat kecamatan dan desa agar melakukan sosialisasi kepada warganya untuk menunda terlebih dahulu ziarah Walisongo dan perjalanan ke luar kota.

"Kami berharap masyarakat agar memahami kondisi saat ini, pandemi belum berlalu. Lebih baik tunda dulu perjalanannya. Sayangi keluarga," kata dr Rio mengimbau.