Nak, Ibu Sedang Melacur! (5)

Cover by Denny NJA
Cover by Denny NJA

Baru Nikah Sudah Janda

Rika minggat ke Lamongan. Ke rumah saudara. Setiap malam, ia tak bisa tidur tenang. Bayang-bayang Tuan PNS selalu menghantui. Ibrahim, saudaranya kaget, karena Rika adalah pengantin baru. Tak seharusnya pengantin baru pergi tanpa didampingi suami.

“Apa yang terjadi?” Om-nya bertanya dengan harap-harap cemas.

“Nggak ada apa-apa,” Rika berbohong.

Rika mengaku kalau suaminya sedang tugas ke luar kota. Karenanya, ia mau berlibur ke Lamongan. Rika tak memberitahu, sampai kapan ia di sana.

Tak terasa, lima bulan lebih Rika minggat dari rumah. Om dan Tante mulai curiga. Mereka mulai bertanya-tanya. Sampai akhirnya, mereka menghubungi orang tua Rika di Malang.

Dua hari kemudian wanita yang memaksa Rika menikah, datang. Kepada saudara di Lamongan, si ibu bercerita bahwa anaknya telah kabur dari rumah. Om dan Tante tidak marah. Dia berusaha tenang dan mendesak Rika cerita.

“Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Akhirnya, kuceritakan peristiwa malam pertama itu. Ibu menangis. Saudaraku menahan amarah. Kejadian ini kemudian dilaporkan ibu ke atasan suamiku. Kabar terakhir, suamiku dipecat.”

Setahun setelah menikah, mereka bercerai. Jadi, malam pertama itu adalah malam terakhir Rika berhubungan badan dengan suaminya.

Tak ada kata perpisahan. Tak ada ciuman. Tak ada pesta. Tak ada tetes air mata. Hanya berkas-berkas surat yang mesti ditandatanganinya. Isinya: cerai.

***

Rika bebas. Tuan PNS tak bisa apa-apa lagi. Tak bisa menyentuh, memaksa, menyiksa, maupun memperkosa.

Setelah perceraian, Rika memutuskan menetap di Lamongan. Keadaan di Malang tak seperti dulu lagi. Semua berubah. Ibunya sibuk mengurusi adik-adik, tak ada waktu mengurus dirinya. Ibu tak pernah menyinggung lagi masalah laki-laki.

Jangankan menawari menikah, bertanya apakah Rika punya pacar atau belum, atau, apakah sudah punya calon suami saja, sang ibu tidak berani.

Perasaan bersalah sang ibu lebih berat ketimbang kejadian yang dialami anaknya.

Ibu Rika sudah tak peduli lagi. Sementara Rika, sudah jadi janda di usia yang sangat muda. Kendati demikian ia tak pernah dendam pada ibunya.

Hidup di Lamongan lama-lama dirasakan membosankan. Kerjanya cuma makan, tidur, main.

Rika ingin bekerja. Tapi, ia bimbang sebab tak punya pengalaman. Hanya satu yang bisa dilakukannya: Menari.

Sewaktu SD hingga SMP, Rika jago menari. Namanya Tari Gambyong. Tari ini berasal dari Jawa Tengah. Biasa digunakan untuk acara-acara ritual.

Saat itu di Lamongan masih ada sanggar tari, mereka menerima order keliling. Rika pun bergabung dengan mereka.

Setiap ada acara-acara manten, Rika dan timnya selalu diundang. Awalnya sebagai penari pengganti. Namun, lambat laun, ia menjadi penari utama.

Hasilnya lumayan.

Dua tahun menjadi penari Gambyong, selama itu ia telah menemui banyak orang dengan karakter berbeda-beda.

Tak sedikit dari mereka yang jahil; mencubit dada, pantat, hingga mencium.

Malah, ada yang mengajak tidur. Rika menanggapinya dengan dingin. Justru dari menari, Rika akhirnya bertemu Andreas.[bersambung]

Penulis wartawan Kantor Berita RMOLJatim