Agustus, Nasionalisme dan Pandemi

Ilustrasi Perayaan HUT RI ke 76 dimasa pandemi Covid-19/ANTARA
Ilustrasi Perayaan HUT RI ke 76 dimasa pandemi Covid-19/ANTARA

SEMENJAK 17 Agustus 1945, semarak kemerdekaan Indonesia selalu diperingati bangsa ini dengan beragam cara.

Nasionalisme yang ditanamkan sejak dini mulai dari pra sekolah, saat sekolah hingga di kehidupan masyarakat sudah menjadi kewajiban yang terus dilestarikan di negeri ini.

Sejarah para pahlawan yang berjuang melawan dan mengusir penjajah sudah bukan hal asing didengar semua kalangan dan semangat itu juga salah satu motivasi bangsa Indonesia dalam memupuk nasionalisme tersebut.

Semangat mengisi kemerdekaan tentunya tak serumit dibandingkan ketika memperebutkan karena tidak ada penyerangan, pembunuhan bahkan kerusakan akibat dibombardir lawan karena peperangan. Kita hanya dituntut nasionalisme itu tetap ada pada masing-masing individu.

Agustus, di keramaian kota hingga pelosok kampung meriah dengan pernak pernik khas warna kebanggaan Indonesia yaitu merah putih. Sangat menarik menjadi bagian dalam memeriahkan bulan kemerdekaan itu.

Pengibaran bendera merah putih hampir di setiap halaman rumah, kantor pemerintahan hingga sepanjang jalan pun tak luput dari aksi pengibaran tersebut, hebatnya bangsa ini tanpa harus diperintah dengan senang dan bangganya mereka melakukan itu. Dimana bangsa lain hal tersebut mungkin harus dipaksa dan di sediakan untuk bisa demikian.

Gemerlap yang sangat dinantikan bangsa ini tiap tahunnya untuk terus membuktikan semangat kemerdekaan tak hanya pada kerabat, tetangga tetapi juga kepada bangsa lainnya, karena mungkin hanya Indonesia lah negara yang mampu meningkatkan Nasionalisme tersebut menjelang bulan kemerdekaan.

Bambu runcing yang konon menjadi senjata paling sering digunakan masyarakat Indonesia kala itu untuk berperang, kini disimbolkan dengan beragam macam seperti tugu, gapura hingga monumen yang syarat akan makna kisah historis para pahlawan kita.

Media penyiaran seperti radio, koran hingga televisi tak henti-hentinya menyajikan ulasan perjalan para tokoh pembabat negeri ini dalam beragam bentuk. Mulai dari profil diri masing-masing pahlawan, kehidupan keseharian para veteran yang masih ada saat ini hingga pembuatan film dokumenter yang menggambarkan heroik perjalanan para pejuang saat itu.

Upacara di istana negara merupakan tontonan yang sangat disayangkan untuk terlewatkan, selain disaksikan berbagai kalangan dan tamu negara-negara tetangga juga menjadi ujung dari kemeriahan Agustus bagi Indonesia.

Saat ini, dua tahun sudah geliat nasionalisme di bulan ini seakan tergerus karena situasi yang memaksa hal-hal bersifat meriah harus dihentikan.

Sudah dua tahun pula nasionalisme bangsa Indonesia seakan memudar karena masyarakat juga enggan memeriahkan karena apa yang mereka lakukan sudah tidak seperti sebelumnya, sebelum virus dan pandemi ini ada.

Dimana seharusnya festival dan lomba-lomba yang mengusung kebersamaan dan semangat juang selalu diadakan dan ramai diikuti semua kalangan.

Pawai bendera, karnaval kemerdekaan, tarik tambang, panjat pinang dan masih sangat banyak lagi kegiatan yang seolah-olah kewajiban menjadi tiba-tiba terpaksa ditiadakan kali ini.

Pandemi bukan hanya menghalangi bangsa Indonesia untuk bersalaman, berkerumun dan tidak keluar rumah, lebih dari itu Agustus kali ini sedikit memudarkan nasionalisme sebagian masyarakat Indonesia.

Semua yang menjadi kewajiban tetap dilaksankan dengan jumlah terbatas, bahkan hanya terlaksana secara virtual. Untuk hal-hal yang dianggap tidak substantif jangan harap diadakan.

Kami tentu tidak akan menyerah untuk tetap mempertahankan nasionalisme ini agar tetap membara, dalam pandemi sekalipun.

Kami yakin mampu kembali bisa memulai semarak bulan kemerdekaan dengan semangat gotong royong dan suka rela menyambutnya.

Sesuai dengan apa yang menjadi harapan pemerintah dalam tema besar kemerdekaan Indonesia yang ke 76 tahun ini, "Indonesia Tangguh - Indonesia Tumbuh". 

Selamat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 76, Merdeka!!!!. 

Penulis adalah wartawan Kantor Berita RMOLJatim