Rekaman AI Paloh-Anies

Anies Baswedan dan Surya Paloh/Net
Anies Baswedan dan Surya Paloh/Net

ARTIFICIAL Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bisa menjadi berkah dan petaka. 

AI seperti senjata. Di tangan orang-orang yang tepat, AI bisa menjadi berkah. Sebaliknya, di tangan orang kejam, AI bisa menjadi senjata mematikan. AI bisa menjadi alat menipu dan menyebarkan hoaks. 

Ya baru saja beredar rekaman suara berisi percakapan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan.

Rekaman itu langsung viral di media sosial. Partai NasDem langsung membantah lewat unggahan akun Instagram resmi @official_nasdem. 

Menurut mereka, rekaman suara itu hoaks.

"Waspada hoaks ya kakak-kakak semua. Beredar video suara rekaman palsu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Capres 01 Anies Baswedan," demikian keterangan tulis akun Instagram @official_nasdem.

"Sekali lagi, Partai NasDem tegaskan itu tidak benar dan merupakan fitnah yang amat keji," sambungnya.

Dalam rekaman video itu dinarasikan percakapan Paloh seolah-olah memarahi Anies.

Suara dalam rekaman persis Paloh dan Anies, bisa jadi itu adalah rekaman buatan AI. Pasalnya, kecanggihan AI menggunakan sistem algoritma mampu menciptakan sosok yang diinginkan. 

Mengutip dari HeyLaw, kecerdasan buatan memungkinkan mesin belajar dari pengalaman, menyesuaikan diri dengan masukan baru, dan melakukan tugas seperti manusia. 

Contoh AI yang kita lihat saat ini adanya komputer bermain catur melawan manusia. Kemudian ada mobil yang dapat mengemudi sendiri. Semua itu sangat bergantung pada pembelajaran mendalam dan pemrosesan bahasa alami. 

Dengan menggunakan teknologi ini, komputer dapat dilatih untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan memproses data dalam jumlah besar dan mengenali pola dalam data.

Bahkan saat ini di banyak media elektronik mencoba menggunakan teknologi AI untuk menirukan manusia menggantikan tugas pembawa acara.

Pakar teknologi yang mempelajari AI mengatakan, cara kerja AI membaca secara algoritma sehingga mampu menciptakan telinga, mata dan mulut. 

Selain meniru wajah manusia, AI juga dengan mudah meniru suara orang lain bahkan meniru suara penyanyi sekalipun.

Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan teknologi AI untuk meniru suara manusia dari sisi vokal, nada, dan gaya. Bahkan suara yang diproduksi AI bisa sangat detil meniru suara orang yang dimaui. Mulai dari intonasi hingga timbre suara.

Penggunaan AI untuk meniru suara manusia salah satunya yang sekarang ini lagi marak adalah AI Voice Cloning/Voice Synthesis/Voice Mimicry. Ini merupakan teknologi AI yang diciptakan untuk meniru suara manusia. 

Kemampuan AI tersebut berbasis pada deep learning (program mendalam) dimana AI mempelajari sekumpulan data untuk menghasilkan output berupa suara berdasarkan perintah dari pengguna. Pada dasarnya, AI membutuhkan data suara asli dari orangnya untuk dianalisis karakteristik vokalnya. 

Melalui AI Voice Cloning, pola bicara, aksen, bahkan pernapasan manusia bisa ditiru. AI hanya membutuhkan sampel suara pendek selama tiga detik untuk dianalisa. 

Hasilnya, suara yang dihasilkan melalui AI Voice Cloning memberikan kualitas yang jernih dan menakjubkan.  

Nah, besar kemungkinan rekaman suara Paloh yang dinarasikan memarahi Anies merupakan hasil produksi teknologi AI yang diciptakan lawan-lawan politiknya. 

Dan seperti yang penulis sebut di awal tadi, AI ini seperti senjata. Tergantung siapa yang menggunakan. Bisa menjadi berkah, bisa pula menjadi ancaman, terutama jika AI digunakan di saat Pilpres 2024. Wallahua'lam.

* Penulis adalah wartawan Kantor Berita RMOLJatim