AHY: DNA Pejuang dan Patriot Mengalir di Tubuh Bangsa Kita

Agus Harimurti Yudhoyono/net
Agus Harimurti Yudhoyono/net

Bangsa Indonesia tidak boleh pesimis dan tidak boleh silau dengan dengan bangsa lain yang sudah lebih maju melampaui Indonesia.


Justru, Indonesia patut bangga lantaran selama ini Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar. Sehingga berpotensi menjadi pemenang di dunia internasional.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dalam acara diskusi virtual bertajuk “Dialog Kebangsaan Ketua Umum Partai Politik dalam Memperingati 50 tahun CSIS Indonesia, Senin (23/8).

"Kita juga tidak boleh merasa iri, apalagi rendah diri. Karena kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki sejarah panjang perjuangan, bangsa yang memiliki segala sumber daya dan potensi untuk menjadi pemenang. Kita juga memiliki banyak momentum dan capaian sejarah yang seharusnya membuat kita bangga sebagai bangsa Indonesia,” kata AHY.

Sebagai anak bangsa, menurut AHY, Indonesia memiliki keberhasilan dalam memperebutkan kemerdekaan, yang didapat bukan hasil pemberian, melainkan atas perjuangan, cucuran darah dan air mata para pejuang bangsa.

"Artinya DNA pejuang dan patriot mengalir di tubuh bangsa kita,” imbuhnya,

Kemudian, lanjut AHY, bangsa Indonesia sering tidak menyadari, bahwa Indonesia terbukti berhasil menghadapi, dan bangkit dari krisis-krisis besar yang akhirnya mengubah sejarah, dan menentukan perjalanan bangsa selanjutnya.

Misalnya, ia membeberkan pada saat pasca

kemerdekaan. Sebagai Republik yang masih berusia muda, Indonesia menghadapi rangkaian ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI.

“Tapi kita berhasil mengatasi dan melewatinya. Generasi 1965 menghadapi G-30S/PKI, yang merongrong, serta menguji eksistensi dan kesaktian Pancasila. Tapi kita juga berhasil menumpas dan melewatinya,” ujarnya.

Lalu kemudian, generasi 1998 menunjukkan keberaniannya untuk mengusung dan melakukan perubahan besar dalam tatanan berbangsa dan bernegara dengan melakukan reformasi nasional yang menjadi tonggak baru bagi kehidupan demokrasi, hukum dan tata kelola pemerintahan.

Sementara tahun 2004, kata AHY, untuk pertama kalinya digelar pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat. Di bawah kepemimpinan Presiden SBY, tahun 2008, hanya 10 tahun sejak krisis multidimensi dan Reformasi, Indonesia masuk ke dalam klub elit G20, beranggotakan 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

"Ekonomi kita berhasil tumbuh secara signifikan, dan Indonesia semakin dihormati oleh dunia internasional. Semua fakta pencapaian tersebut, tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Di balik itu semua, ada kerja keras dan pengorbanan bersama. Never take anything for granted,” katanya.