Dua Baliho Relawan Hati Diturunkan Satpol PP Kabupaten Probolinggo

  Petugas Satpol PP Kabupaten Probolinggo, menurunkan baliho raksasa milik relawan Hati. /RMOLJatim
Petugas Satpol PP Kabupaten Probolinggo, menurunkan baliho raksasa milik relawan Hati. /RMOLJatim

Dua baliho raksasa bertuliskan “Maafkan kami atas luka yang kami goreskan, bila masih ada setetes kebaikan ijinkan sebait doa tetap menjadi silaturahmi diantara kita” yang mengatasnamakan Relawan Hati (Hasan-Tantri) di Jalan Raya Panglima Sudirman Kota Kraksaan atau di depan Kantor Inspektorat serta di depan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, diturunkan Satpol PP kabupaten setempat.


"Baliho yang terpasang dengan jelas tersebut tidak berijin. Kita turunkan semuanya yang tidak berijin yang ada di jalan Raya Panglima Sudirman ini," jelas Kasi penindakan Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Budi Utomo, dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Senin (6/9).

Menurut Budi, sebelumnya sudah dilakukan penempelan stiker kalau tiang baliho tersebut sudah usang.

"Semuanya yang usang kita tertibkan di wilayah Kabupaten Probolinggo ini," ungkap dia.

Sebelumnya diberitakan, Banner berukuran raksasa terpasang dengan jelas di Jalan Panglima Sudirman Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo.

Banner raksasa itu terpasang, pasca Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminuddin, anggota DPR RI terkena operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK.

Pantauan Kantor Berita RMOLJatim, banner yang mengatasnamakan Relawan Hati (Hasan-Tantri) tersebut terpasang pada Minggu (5/9).

Menanggapi hal itu, pegiat Anti Korupsi Kabupaten Probolinggo, Samsudin menilai, kalau pemasangan banner raksasa yang mengatasnamakan Relawan Hati ini, sebenarnya hanyalah mengambil hati warga saja.

Padahal, setelah di bongkar oleh KPK, Rakyat Kabupaten Probolinggo sudah mengetahui isi dan bentuk kepemimpinannya.

"Kenapa kok baru buat permintaan maaf ini setelah di bongkar oleh KPK. Sebelumya kemana?," ujar Samsudin, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (5/9).

Menurut Samsudin, jual beli jabatan tersebut sudah lama tercium oleh pegiat Anti korupsi ini sebelum tertangkap oleh KPK.

"Rakyat Kabupaten Probolinggo saat ini sudah cerdas semua. Rakyat tidak bisa dibodohi lagi," ungkap dia.