Kelompok celeng di PDI Perjuangan bisa saja menjelma menjadi kekuatan besar dan bisa memutarbalikkan keingnan elite partai menjadi sesuai keinginginan mereka.
- Puan Maharani Klaim Capaian Politiknya Hasil Kerja Keras
- Pengamat Politik Minta AHY Tidak Salah Pilih Ketua Demokrat Jatim
- NasDem Wilayah Jawa I Mulai Konsolidasi, Naikan Target Jumlah Anggota Legislatif Terpilih di Pemilu 2024
Kasusnya sama persis di tahun 2014, di mana barisan kelompok pro Joko Widodo akhirnya bisa meluluhkan kelompok yang memberi dukungan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden.
Begitu analisa Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi kisruh Celeng vs Banteng di tubuh PDIP.
Menurutnya, secara umum PDIP kelompok celeng yang menjadi pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai presiden berhasil mencitrakan diri sebagai “Wong Cilik” yang bertarung melawan “Wong Sugih”.
"Uniknya justru personifikasi Celeng lebih menggambarkan “wong cilik” vs “wong sugih” atau elit di PDIP," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/10).
Satyo Purwanto mengingatkan bahwa polemik ini akan semakin membesar ke depan jika pimpinan elite PDIP gagal mengelola konflik.
Apalagi, peristiwa serupa pernah terjadi menjelang gelaran Pilpres 2014, di mana pada saat itu di basis konstituen PDIP muncul entitas pro Jokowi, yang tidak diharapkan oleh struktural PDIP.
Namun demikian, entitas tersebut kemudian menguat dan mengalahkan kekuatan status quo yang tetap menginginkan Megawati kembali menjadi capres.
“Hasilnya sama-sama sudah kita ikuti akhirnya Jokowi menang dan mengulang hingga periode kedua," pungkas Satyo.
- Proses Hukum Suap Mantan Walikota Tanjungbalai yang Diduga Libatkan Azis Syamsuddin Dipantau MKD DPR
- Pemerintah Gelar Sidang Isbat Awal Syawal 1442 H Pada 11 Mei
- Hasil Survei Indikator: Bantuan Pemerintah Masih Banyak Bermasalah