Peristiwa tenggelamnya perahu tradisional di perairan sungai terpanjang di Pulau Jawa yakni Bengawan Solo yang terletak di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, mungkin tidak mudah akan bisa dilupakan seumur hidup oleh Novi Andik Susanto (29).
- Titik Blackspot dan Troublespot di Kabupaten Tuban yang Wajib Diwaspadai Pemudik
- Ramadan 2024, PHE TEJ Serahkan 1500 Paket Sembako Kaum Dhuafa hingga Anak Yatim Piatu
- Gempa Tektonik Tuban Terasa di Lamongan, Warga Berhamburan Keluar Rumah
Andik merupakan salah seorang penumpang perahu yang selamat. Pria yang tinggal di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban ini menceritakan detik-detik perahu yang ditumpanginya terbalik.
Menurut Andik, setiap hari dirinya selalu mengunakan jasa perahu saat berangkat dan pulang kerja.
Andik semula tidak menaruh curiga jika perahu yang ia tumpangi bakal tenggelam. Sebab setiap harinya ia selalu pulang dan pergi mengunakan jasa penyeberangan perahu yang membelah sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.
"Saya tidak punya firasat apa-apa, karena setiap hari kalau saya berangkat kerja ke Bojonegoro selalu naik perahu ini karena lebih menyingkat waktu tapi hari ini malah tenggelam," kata Andik kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (3/11).
Andik mengaku saat itu berada di tengah-tengah perahu saat terbalik. Perahu tersebut terbalik saat mencoba melawan arus sungai Bengawan Solo yang saat itu berarus deras. Perahu itu langsung terbalik. Saat perahu terbalik, posisi Andik sendiri berada di tengah-tengah di antara para penumpang perahu lainnya.
"Ada 20 penumpang yang ada di dalam perahu dan ada 10 sepeda motor juga tenggelam," ungkapnya.
Di saat perahu terbalik Andik mencoba menyelamatkan diri dengan mengikuti arus sungai yang mengalir. Di saat itu Andik juga tengah melihat anak yang dibawa oleh ibunya. Kemudian balita yang bernama Abdullah Dimiati (3) itu diajak berenang ke tepi sungai. Sementara sang ibu yang bernama Tasmiatun Nikmah diselamatkan oleh penumpang lainnya.
"Saya langsung mendekati anak itu dan tak ajak berenang ke tepi sungai, kemudian saya dievakuasi ke puskesmas," pungkasnya.
- Titik Blackspot dan Troublespot di Kabupaten Tuban yang Wajib Diwaspadai Pemudik
- Ramadan 2024, PHE TEJ Serahkan 1500 Paket Sembako Kaum Dhuafa hingga Anak Yatim Piatu
- Gempa Tektonik Tuban Terasa di Lamongan, Warga Berhamburan Keluar Rumah