Kemunculan politik identitas hanya akan merusak sistem demokrasi di Indonesia. Sebab. terkesan ada pengotak-kotakan kelompok tertentu di tengah masyarakat dan memicu terjadinya perpecahan.
- Muhaimin Iskandar Pesan pada Bupati Kediri agar Sejahterakan Masyarakat
- Tokoh Nasional Resah Karena Jokowi Menjerumuskan Demokrasi Indonesia
- Dibagi 4 Klaster, Rakernas PAN Usulkan 9 Nama Calon Pemimpin Nasional 2024
Pengamat politik Emrus Sihombing memberikan contoh adanya orang-orang yang melabelkan Sumatera tidaklah pancasilais, Hal itu dikecamnya lantaran Indonesia sendiri didirikan oleh founding father terdahulu sebagai negara kesatuan yang didirkan atas dasar norma Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.
“Negara kita negara kesatuan Republik Indonesia. Jadi bagaimanapun Indonesia milik kita bersama,” tegas Emrus kepada wartawan, Jumat (19/11).
Menurutnya, orang yang menarik-narik suatu kelompok dalam politik identitas, merupakan tanda orang tersebut memiliki pemikiran yang sangat sempit.
“Itu sesungguhnya bukti partai atau aktor politik itu tidak kuat di program dan gagasan. Lemah dia di situ, maka dimainkan isu-isu yang sifatnya sensitif,” tegasnya.
Dia menambahkan, semua partai Indonesia milik bangsa, milik bersama, sehingga tidak perlu adanya politik identitas yang justru memicu pembelahan di tengah masyarakat.
- Khofifah, Risma, dan Emil Dardak Jadi Cagub Favorit Milenial Jatim
- Rapat Pleno PKB, Dewan Syuro DPP Minta Cak Imin Stop Bicara Pilpres
- Adukan Nasib ke Ketua DPD RI, Lieus Sungkharisma: Nasabah Jiwasraya Haknya Harus Dibayar