Pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani untuk Pilpres 2024 dinilai kurang pas. Sebab komposisi politik negara ini biasanya mewakili dua kutub.
- Kembali Didemo, Polrestabes Surabaya Terima Dua Laporan Polisi Terkait Akun Connie
- Prabowo Menang Tebal di Jatim, Anies dan Ganjar Tak Sampai Lima Juta Suara
- Pemilu Sukses Digelar, Mujadalah Kiai Kampung Tak Mau Tagih Janji
Pengamat Politik Universitas Singaperbangsa Karawang, Gili Argenti mengatakan, komposisi politik yang diwakili dua kutub tersebut yakni kelompok nasionalis dengan kelompok Islam. Figur Prabowo dengan Puan Maharani keduanya sama-sama mewakili kelompok nasionalis.
"Perlu dipertimbangkan format koalisi seperti ini, karena kita tak bisa memungkiri pemilih Islam juga sangat besar dalam peta politik elektoral," kata Gili Argenti, dilansir dari Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (2/12).
Gili menengarai, pemilih Prabowo dalam dua kali Pilpres banyak berasal dari pemilih muslim. Artinya, suara Prabowo di dua pilpres sebelumnya disumbang dari kelompok ini.
Hal itu lantas menjadi pertanyaan. Apabila PDIP dan Gerindra memasangkan Prabowo-Puan, apakah pemilih setianya akan kembali memberikan suara.
"Saya melihatnya ini masih jauh, masih taraf komunikasi dan penjajakan koalisi, politik akan dinamis kedepan," tandasnya.
- Ketua DPD RI Puji Pidato Prabowo Subianto Sebagai Patriotik Sejati
- Kembali Didemo, Polrestabes Surabaya Terima Dua Laporan Polisi Terkait Akun Connie
- Prabowo Menang Tebal di Jatim, Anies dan Ganjar Tak Sampai Lima Juta Suara