Cerita Pilu Bocah 12 Tahun Korban APG Semeru yang Sempat Terpisah dengan Orangtuanya

Salah satu korban di pengungsian/Ist
Salah satu korban di pengungsian/Ist

Masyarakat sekitar lereng gunung Semeru tak menyangka erupsi Sabtu (4/12) lalu menimbulkan korban jiwa. Pasalnya, mereka sudah terbiasa dengan suara letupan yang terjadi bertahun-tahun. Namun sore itu, gunung Semeru seperti murka. Dalam waktu beberapa menit, suasana ceria berubah menjadi duka dan trauma bagi warga terutama bagi anak-anak. 


Gunung tertinggi di Jawa itu mengeluarkan muntahan material yang menimbulkan Awan Panas Guguran (APG).

Seperti cerita anggota Relawan Tagana Nur Yasin Center (NYC), Soleh Abdurohim saat melakukan trauma healing. Dia bertemu bocah bernama Asmarani (12) di pengungsian Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Senin (13/12). 

"Dia sempat sedih, karena beberapa hari terpisah dengan orang tua pasca bencana alam APG erupsi Gunung Semeru," kata Soleh dikutip Kantor Berita RMOLJatim. 

Dia menjelaskan, sebelum erupsi terjadi, sekitar pukul 15.00 WIB, Asmarani sedang sekolah madrasah bersama teman-temannya di Desa Curah Koboan, Kecamatan Candipuro. Saat sedang menerima pelajaran, tiba-tiba ada suara gemuruh disertai gumpalan awan hitam. Dalam waktu singkat suasana menjadi gelap gulita. 

"Peristiwa itu membuat para santri kecil ini kebingungan dan berhamburan keluar dan berebut masuk ke rumah Ustad Imam (salah seorang ustadz di pendidikan)," ujar Soleh menirukan cerita Asmarani. 

"Suasana seperti di dalam gua, tidak ada cahaya sama sekali, awan menghitam, dan lampu mati," sambungnya. 

Sejak itu Asmarani terpisah dengan orang tuanya. Namun Asmarani dan temannya yang lain berhasil selamat bersama Ustad Imam. Beberapa hari kemudian, korban ini akhirnya berjumpa dengan orang tuanya. 

"Kami dari tim Tagana NYC melakukan trauma healing kepada Asmarani dan teman-teman sebayanya," tambahnya.  

Selain itu, para relawan juga memberikan bantuan berupa uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari, boneka dan logistik lainnya.  Tim reaksi cepat Legislator PKB Dapil Jember-Lumajang, Nur Yasin ini sudah ketiga kalinya mengunjungi pengungsian.