Giatkan Digitalisasi Transaksi, Pasar Pekauman Jadi Pilot Projects

Peresmian program digitalisasi transaksi/RMOLJatim
Peresmian program digitalisasi transaksi/RMOLJatim

Digitalisasi transaksi di pasar tradisonal menggunakan QR Code Indonesia Standard (QRIS) terus digiatkan. Kali ini, Pasar Pekauman di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sidoarjo, jadi pilot projects.


"Digitalisasi di berbagai sektor kini tidak bisa lagi dihindari. Kita harus cepat beradaptasi dengan hal tersebut. Karenanya kami di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus juga mendorong digitalisasi di beberapa sektor utama seperti perdagangan agar mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bersama seperti peredaran uang palsu dan sebagainya,” jelas Bupati Sidoarjo, Muhdlor, dikutip Kantor Berita RMOLJatim di sela peresmian program digitalisasi transaksi, Jumat (24/12).

Peralihan transaksi dari tunai ke non tunai memang memerlukan waktu, terutama terkait edukasi kepada pedagang dan pembeli mengenai cara transaksi digital. Karenanya, pemkab akan meminta bantuan dari BI sebagai regulator maupun perbankan sebagai pelaksana di lapangan untuk terus bersama-sama Pemkab Sidoarjo memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Dulu sewaktu pertama kali transaksi pembayaran tol menggunakan uang elektronik banyak yang mengeluh, namun dengan edukasi terus menerus kini semua bisa melakukannya tanpa hambatan. Kita ingin transaksi di pasar tradisional juga bisa seperti ini nantinya. Selain di Pasar Pekauman ini, kita akan kloningkan ke pasar-pasar yang lain, termasuk sektor lain seperti parkir, pajak, Bumdes dan sebagainya,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto,

mengatakan program digitalisasi transaksi melalui QRIS tidak hanya bertujuan mempermudah transaksi, namun juga mempermudah proses pengajuan kredit bagi pedagang yang ingin menambah modal usaha.

“Kelebihan dari penggunaan QRIS, ada catatan data yang akan mempermudah pedagang dalam mengajukan kredit usaha. Karena sistem QRIS akan tercatat payment id dan payment scoring, jadi ada nilai keuntungan bagi pedagang yang memanfaatkan transaksi dengan QRIS,” jelas Budi.

Sementara itu, Triswahju Herlina, Regional CEO BRI  menjelaskan, digitalisasi pasar ini, diharapkan mampu mengembangkan UMKM Pasar dengan lebih komprehensif, melalui transaksi yang tercatat dan terukur dari masing-masing pedagang sehingga lebih efisien dan efektif dalam melakukan kegiatan perdagangan pasar.

“BRI akan terus hadir dan siap untuk terus mengembangkan pasar tradisional salah satunya melalui implementasi Digitalisasi pasar dengan QRIS, dalam semangat Memberi Makna Indonesia,” pungkasnya.

Dalam launching QRIS digitalisasi Pasar Pekauman atau yang lebih dikenal dengan nama Pasar Jetis, sebagai pasar SIAP (Sehat, Inovatif,dan Aman Pakai) QRIS. 

Pasar SIAP QRIS merupakan program inisiasi bersama antara Bank Indonesia dengan Kementerian Perdagangan melalui pencanangan pasar dan pusat perbelanjaan yang Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QRIS (SIAP QRIS) untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

BRI Regional Office Surabaya turut mendukung dan mensukseskan program tersebut. 

BRI juga terus mendorong para pedagang pasar tradisional beradaptasi dengan kenormalan baru melalui transaksi perdagangan secara virtual dengan pembeli melalui saluran platform daring yakni Pasar.id. 

Pasar.id merupakan salah satu terobosan BRI dalam digitalisasi perdagangan pasar nasional, yakni dengan memfasilitasi seluruh pedagang pasar di Indonesia untuk melakukan aktivitas jualbeli secara daring.