Megawati Pernah Marah Karena Kader PDIP Interupsi Pidato SBY

Mantan Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung/Net
Mantan Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung/Net

Megawati Soekarnoputri selalu memerintahkan kader PDI Perjuangan untuk taat konstitusi, baik ketika berada di luar atau di dalam pemerintahan.


Begitu dikatakan mantan Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung, dalam webinar HUT Ke-75 Megawati bertajuk "Sikap Hidup Merawat Pertiwi: Panjang Umur Ibu Megawati" yang disiarkan melalui akun Youtube PDIP, Minggu (23/1).

"Di luar kekuasaan atau di dalam kekuasaan, Bu Mega itu selalu mengajarkan taat terhadap konstitusi," kata Pramono.

Pramono mencontohkan satu momen di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada masa itu, anggota DPR RI Fraksi PDIP menginterupsi Presiden SBY saat menyampaikan pidato nota keuangan di Sidang Paripurna 17 Agustus. Mengetahui itu, kata Pram, Megawati sangat marah.

"Waktu itu saya masih Sekjen. 'Siapa pun yang melakukan interupsi kepada presiden, saya akan pecat pada saat itu juga'," kata Pram mengulang pesan Megawati.

Lanjut Menteri Sekretaris Negara itu, makna besar dari ucapan Megawati itu adalah bagaimana marwah konstitusi harus senantiasa dijaga.

"Jadi kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berseberangan, tetapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu menjadi hal yang diajarkan Bu Mega," demikian Pram dimuat Kantor Berita Politik RMOL.