Minyak Goreng Curah di Atas HET, DPRD Ponorogo Desak Pemkab Segera Lakukan Operasi Pasar

Wakil DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno/RMOLJatim
Wakil DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno/RMOLJatim

DPRD Ponorogo menyoroti kelangkaan minyak goreng curah di bumi reog. Pasalnya ditemui ada toko yang terindikasi menjual minyak goreng curah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).


Wakil DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno mengatakan melihat antrian pembelian minyak goreng curah. Itu berarti harganya normal atau sesuai HET.

"Beberapa tempat ada diatas HET. Itu yang bikin miris," ujar Dwi Agus Prayitno kepada Kantor Berita RMOL Jatim, Senin (28/3).

Dia mendesak Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Perdakum) untuk segera melakukan operasi pasar sesuai dengan janjinya beberapa waktu lalu.

"Ini mau Ramadhan. Mereka yang memerlukan minyak goreng sudah berbondong-bondong. Dengan cara antri tidak ada minyak goreng curah," tegas politisi asal PKB ini.

Menurutnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo seharusnya bisa melaksanakan operasi pasar minyak goreng curah kembali. "Yang lain saja bisa kok. Ponorogo baru sekali," tegasnya.

Dia berharap Dinas Perdakum bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa operasi pasar minyak goreng hingga pelosok desa.

"Operasi pasar minyak goreng curah jangan cuma terpusat di pasar legi. Tapi juga pasar kecamatan," pungkasnya.

Sebelumnya, kelangkaan minyak goreng di Ponorogo dimanfaatkan oknum tertentu dengan menaikkan harga seenaknya. Ada salah satu toko yang menjual minyak goreng curah di atas harga ecer tertinggi (HET).

Salah satu penjual gorengan, Tohari mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng curah. Di Bumi Reog hanya ada satu toko yang menjual minyak goreng curah dengan harga subsidi.

Tohari menambahkan dirinya pernah membeli di toko lain, namun harganya mahal tidak sesuai dengan aturan pemerintah HET untuk minyak goreng curah.

"Karena tidak kebagian, pernah saya mau beli di tempat lain, tapi harganya 22 ribu per kilonya," ungkapnya.