GM FKPPI Jawa Timur Kecam Aksi Penganiayaan Oknum KNPI

Ketua Pengurus Daerah XIII GM FKPPI Jawa Timur, Satria Muhammad Adipratama bersama jajarannya/Ist
Ketua Pengurus Daerah XIII GM FKPPI Jawa Timur, Satria Muhammad Adipratama bersama jajarannya/Ist

Dugaan terjadinya aksi penganiayaan terhadap kader Pengurus Pusat Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (GM FKPPI) oleh oknum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada Sabtu, 21 Mei lalu, mendapat kecaman.


Ketua Pengurus Daerah XIII GM FKPPI Jawa Timur, Satria Muhammad Adipratama sangat menyayangkan aksi penganiayaan tersebut. 

Dikatakan Satria, aksi penganiayaan tersebut terjadi pada saat penutupan kongres KNPI Ke XVI bertempat di Maluku Utara.

"Dinamika dalam berkepemudaan sering terjadi. Saya sangat menyayangkan aksi yang tak elok dilakukan pemuda itu. Sampai saat ini kami masih mencari tahu oknum oknum yang melakukan penganiayaan tersebut,” jelas Satria  dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (25/5).

Menurut Satria, FKPPI merupakan organisasi kepemudaan yang telah lama berhimpun di bawah KNPI. Dalam sejarahnya berhimpun di KNPI, Kader GM FKPPI pernah menjadi Ketua Umum, Sekjen, dan jabatan penting lainnya di KNPI. Karena itu jika ada permasalahan di organisasi kepemudaan, lanjut Satria, seharusnya diselesaikan dengan cara musyawarah tanpa ada kekerasan.

“Seharusnya sebagai pemuda menyelesaikan masalah itu dengan duduk dan diskusi bukan dengan penganiayaan," sambung Satria.

PD XIII GM FKPPI Jawa Timur berharap dengan berakhirnya Kongres Ke XVI di Maluku Utara, Ketua Umum terpilih Haris Pratama dapat menjembatani dan menyelesaikan insiden ini. Mengingat slogan Kongres tersebut adalah Sinergi  Pemuda, Indonesia Bangkit.

Terakhir, Satria berharap Ketua Umum terpilih yakni Haris Pratama dapat menjembatani dan menyelesaikan insiden ini. 

"Kami juga berharap oknum-oknum tersebut meminta maaf secara terbuka di depan umum. Apalagi mereka telah mengakibatkan ketidaknyamanan kami selaku organisasi yang berhimpun di KNPI,” tandasnya.

Sekedar diketahui, pada Sabtu, (21/5) lalu, tepatnya pukul 9.30 WIB/ 11.30 WIT, telah terjadi tindak kekerasan (penamparan, pemukulan dan pelemparan mic) terhadap kader GM FKPPI, yakni Fariz Alfarizi dan 2 orang satgas KB FKPPI PD Malut bertempat di pantai Landmark Ternate area Kongres KNPI ke XVI. 

Aksi kekerasan ini terjadi karena ketidakjelasan acara Kongres ke XVI KNPI yang menimbulkan pertanyaan dari Fariz sebagai pemegang mandat GM FKPPI. 

Adapun kronologis fakta yang terjadi selama Kongres berlangsung dari 15 Mei 2022 sampai dengan hari ini adalah:

Hari pertama, 15 Mei 2022, Fariz Alfarizi dan Rama Panji hadir di Ternate sebagai pemegang mandat organisasi GM FKPPI.

Hari pertama panitia Kongres mempingpong perwakilan GM di penginapan berbeda dan mendapatkan penginapan tidak layak. Namun hal ini dapat terselesaikan GM diberikan tempat layak setelah terjadi protes.

Berikutnya, sidang pleno ke 2 GM masuk ke komisi A dan komisi C.

Pada rapat pleno ke 3 tidak dilanjutkan diskorsing hari kamis pagi. Nama GM hilang dari daftar komisi A.

Menginjak sidang pleno 3 tidak dilanjutkan tiba-tiba pimsid langsung memutuskan penetapan ketua umum. 

Saat itu Fariz tidak terima dan ingin mempertanyakan hal tersebut. Namun panitia kongres dan pimsid tidak terima dan terjadi tindak kekerasan.