Harga Cabe di Lamongan Makin Meroket, Sekilo Rp100 Ribu

Rinda, pedagang di Pasar Agrobis Babat Lamongan/RMOLJatim
Rinda, pedagang di Pasar Agrobis Babat Lamongan/RMOLJatim

Dalam sepakan ini, harga cabe rawit di pasar Agrobis Babat, Kabupaten Lamongan mengalami kenaikan cukup signifikan hingga mencapai 100 ribu perkilo.


Para pedagang di Agrobis Babat gelisah. Pasalnya kenaikan harga cabe berimbas terhadap sepinya pembeli.

Salah satu pedagang Pasar Agrobis Babat, Rinda (34) mengatakan, kenaikan harga cabe selama sepekan belakang ini disebabkan adanya serangan penyakit terhadap tanaman cabe. Selain itu, cuaca ekstrem yang belakangan terjadi juga membuat tanaman cabe di beberapa daerah busuk.

"Harga cabe naik, ini disebabkan banyaknya cabe yang busuk sehingga rontok dan tidak bisa dipanen, hingga terjadi kelangkaan," kata Rinda kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (8/6).

Sebelum merangkak naik, harga cabe rawit di pasar tradisional Sidoarjo, Lamongan Kota hanya Rp60 ribu perkilonya. Sukaya menerangkan, Kenaikan harga cabe rawit juga berimbas pada harga kebutuhan pokok lainnya, seperti bawang merah dan juga beberapa sayuran.

"Sepi mas sekarang gak ada yang beli, imbas kenaikan harga mungkin, sekarang tak hanya cabe saja yang naik tapi bawang juga sudah Rp40 ribu padahal sebelumnya hanya Rp25 ribu," pungkasnya.

Menanggapi kenaikan harga cabe, anggota DPRD Lamongan Anshori meminta pemerintah agar turun tangan dan mengajak petani terutama kaum muda agar mau menanam cabe kembali. 

Dengan demikian, kata dia, di Lamongan tidak lagi ada ketergantungan cabe dari luar daerah.

Menurut Anshori, para petani cabe tidak mau lagi menanam cabe karena harga jual tidak stabil. Sementara biaya perawatan cabe rawit sendiri terbilang rumit dan mahal.

"Biaya produksi mahal tapi pas dipanen harganya hanya 10 ribu, ini kan kasihan," pungkasnya.