Di Depan Taliban, Gus Fahrur Bicara Islam Ajarkan Saling Mencintai Sesama Manusia 

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi dalam acara dialog Trilateral di Qatar/Ist
Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi dalam acara dialog Trilateral di Qatar/Ist

Agama Islam datang menyebarkan dasar-dasar untuk saling mengenal dan saling mencintai diantara sesama manusia. 


Demikian kata Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi saat berbicara dalam dialog Trilateral atas undangan Kementerian Wakaf Qatar bersama para ulama Afganistan, Rabu (15/6).

Menurut Gus Fahrur sapaan akrabnya, Dialog Trilateral atas undangan Kementerian Wakaf Qatar bersama para ulama Afganistan. 

"Al-Qur'an telah mengingatkan kita semua akan pentingnya persatuan umat manusia dengan berbagai perbedaan diantara mereka, baik dari segi perbedaan keyakinan maupun perbedaan suku bangsa mereka. Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan," ujar Gus Fahrur dalam keterangan tertulisnya.

Selain itu, Gus Fahrur juga mengutarakan, bahwa sangat bersyukur telah bertemu dengan para ulama dari negara Qatar dan Afganistan.

"Diantara yang sangat membahagiakan saya adalah dapat bertemu dengan anda semua para ulama dari negara Qatar dan Afganistan. Saya merasa bersyukur dapat mengunjungi negara yang adidaya ini guna menyambung persaudaraan serta menguatkan hubungan kerjasama antara jam'iyyah Nahdlatul Ulama khususnya serta rakyat Indonesia secara umumnya dengan negara Qatar dan Afganistan," tuturnya.

Gus Fahrur menerangkan, bahwa ia merupakan perwakilan dari jam'iyyah Nahdlatul Ulama, organisasi Islam yang secara resmi tercatat sebagai organisasi Islam terbesar tingkat dunia. 

"Organisasi NU memiliki 90 juta anggota resmi dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda dan menetap di berbagai daerah yang berbeda-beda. Organisasi NU didirikan pada tahun 1926 oleh para ulama ahlu sunnah wal jama'ah yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung dengan para ulama Makkah dan Madinah," paparnya. 

Lebih jauh, pria khas mengenakan kacamata tersebut mengungkapkan, bahwa Organisasi NU memiliki pengalaman yang sangat panjang dalam menyikapi realita yang terjadi pada umat Islam di Indonesia. 

"Dengan panjangnya perjuangan organisasi kami selama ini, kami menyimpulkan bahwa perbedaan bahasa, warna kulit, tradisi, etika, serta pemikiran di dunia ini tidak menjadi sebuah penghalang dalam mewujudkan persaudaraan, persatuan, serta saling tolong-menolong dalam upaya membangun hubungan yang baik diantara sesama umat islam," tandasnya. 

Berikutnya, Gus Fahrur menyampaikan, organisasi NU ini selalu berjuang mewujudkan perdamaian dunia serta toleransi antar bangsa serta hubungan yang berkelanjutan dengan banyak organisasi keagamaan dari berbagai belahan dunia. Hal ini bertujuan menyatukan suara umat, menghentikan perpecahan dan pertikaian. Ini semua adalah upaya yang diserukan oleh agama kita yang penuh toleransi.

Organisasi NU, lanjutnya, selalu mengikuti terkait isu perkembangan umat islam di berbagai belahan dunia tanpa terkecuali perkembangan bangsa Afganistan yang kini telah menghadapi perpindahan kekuasaan yang sangat menentukan masa depan bangsa serta kehidupan rakyat Afghanistan.

Organisasi NU terus mencari cara untuk menolong bangsa Afganistan serta berusaha membuka dialog yang komprehensif. Upaya bantuan ini adalah cerminan dari pentingnya saling tolong-menolong sebagai sesama umat Islam. 

"Organisasi kami (NU) merasa terhormat dengan undangan organisasi Taliban. Kami tidak bermaksud untuk ikut campur terkait urusan dalam negeri Afganistan serta kami menghormati sudut pandang politik luar negeri organisasi Taliban serta kami menghormati sudut pandangan mereka dalam menyikapi permasalahan agama. Selain itu, kami juga meyakini wujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Afganistan dengan adanya upaya tolong-menolong bersama para ulama yang mulia sebagai rujukan bangsa Afganistan," tegasnya. 

Gus Fahrur menambahkan, Organisasi NU mengajak organisasi Taliban untuk mengunjungi negara Indonesia. Organisasi kami (NU) sangat siap menyambut anda semua guna membangun dialog, berbagi kabar, serta membangun persaudaraan dan menguatkan hubungan diantara dua organisasi (NU dan Taliban). 

"Agama Islam mengajak kita untuk saling mengunjungi dengan beragam hikmah di baliknya. Diantaranya adalah menghilangkan rasa canggung dan antipati, menumbuhkan rasa saling mencintai dan menghormati, menguatkan jalinan silaturahmi dengan adanya pertemuan dan perkumpulan, serta upaya saling mendengar pendapat serta sudut pandang satu sama lain. Kita sangat membutuhkan momentum untuk membangun nilai-nilai islam yang harmonis. Dan perlu kami tegaskan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian dan menyepi dari banyak orang. Sehingga, wajib adanya sebuah perkumpulan sosial diantara manusia dan upaya saling tolong-menolong diantara mereka," pungkasnya.