Mahasiswa Unair Beri Penyuluhan Stunting di Kenjeran

Mahasiswa Unair saat penyuluhan stunting di Kenjeran/ist
Mahasiswa Unair saat penyuluhan stunting di Kenjeran/ist

Kesadaran warga terhadap stunting (gizi buruk/kekurangan gizi) masih perlu ditingkatkan. Inilah yang membuat beberapa mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) melakukan aksi penyuluhan langsung di Pos Layanan Terpadu (Posyandu) Kenjeran, Surabaya. Secara sukarela, mereka menjelaskan pentingnya gizi guna mendukung Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


''Kami membuat permainan untuk melatih motorik adik-adik balita di lokasi. Lalu, kami juga ikut berbincang dengan para peserta penyuluhan, dan respon warga peserta sangat antusias,'' papar Irene Valen Taghupia, mahasiswi Fakultas Kedokteran Unair dalam keterangan tertulis, Kamis (16/6).

Dalam penyuluhan itu ada enam mahasiswa Unair lainnya. Mereka adalah Sunniyyah Farah Tsaabitah (FKM), Azis Putra Siswandi (FKM), Ilyas Yakob (FKG), Virgo Alifian (FST), M. Salsabil Yasjudan (FTMM), Tsamara Ulfah Hafita Zayyan (Fisip). 

Mereka berbagi tugas, diantaranya melobi para pegiat Posyandu, menyebarkan undangan serta melakukan pencatatan para calon peserta.  

Ada 13 pasang ibu dan anak yang hadir di lokasi penyuluhan. Mereka warga asli Kenjeran dan biasa berkegiatan sehari-hari di lingkungan tersebut. Sebelum terjun ke lokasi, para mahasiswa Unair juga mempersiapkan beberapa alat peraga guna memudahkan penyuluhan. 

Pendataan dilakukan menjelang akhir Mei 2022. Sedangkan kegiatan penyuluhan digelar tepat pada 28 Mei 2022. Selama dua jam, para mahasiswa ini memberi masukan kepada warga bagaimana menciptakan PHBS.  

Ada tiga hal yang ditemukan para mahasiswa penyuluh ini dari lokasi acara. ''Diantara penyebab pola hidup seperti terkait kondisi ekonomi, pola asuh orang-tua serta lingkungan sekitar,'' ungkap Virgo.

Dijelaskannya pula, secara berkala memang telah digelar penyuluhan dari para pegiat Posyandu Kenanga 1,2,3 kepada warga. Namun kali ini, penyuluhan jauh lebih semarak karena kehadiran para mahasiswa. 

''Warga malah bertanya apakah asupan sehari-hari itu masih kurang, dan kami menjelaskannya, bahwa hidup sehat tak perlu mahal. Sederhana tapi asupan gizi tercukupi,'' papar Virgo. 

Secara terpisah, warga Pogot Kenjearan, Rizky (35), mengaku sangat menghargai kepedulian para mahasiswa Unair tersebut.

''Biasanya yang turun ke lapangan itu kebanyakan mahasiswa senior, tapi ini Maba (mahasiswa baru) yang turun kesini. Ibu-ibu juga kelihatan senang menyambut mereka,'' tegasnya.