Kualitas Udara Surabaya Kategori Baik, Pakar ITS Pertanyakan Data IQ Air

Ilustrasi Ikon Kota Surabaya/Ist
Ilustrasi Ikon Kota Surabaya/Ist

Hasil data perhitungan kualitas udara Surabaya yang dilakukan Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam kategori baik baik sebelum maupun waktu pandemi. Sebelum pandemi berada di angka 60-70 persen.


Hal itu diungkapkan Kepala Departemen Teknik Lingkungan ITS Arie Dipareza Syafei dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (24/6).

"Jadi itu perhitungan sebelum pandemi, IKU (Indeks Kualitas Udara) Surabaya dalam kategori moderat sampai baik. Sedangkan pada waktu pandemi, datanya juga hampir sama dalam kategori baik," kata Arie.

Karenanya, Pakar ITS itu mempertanyakan data perhitungan pada aplikasi IQ Air yang mencatat bahwa kualitas udara Surabaya buruk. 

Bahkan, sampai sekarang, Arie mengakui, belum tahu di mana titik lokasi alat IQ Air dipasang di Kota Pahlawan. 

"Saya sampai sekarang tidak tahu titiknya (alat IQ Air) dipasang di mana. Kalau misalnya dipasang yang disampingnya ada pembangunan, ya (kualitas udara) jelek terus, debunya kemana-mana," jelas Arie.

Bahkan, kata dia, pada laman website aplikasi IQ Air juga tak dilengkapi dengan foto lokasi penempatan alat ukur. 

Sehingga masyarakat hanya mengetahui kualitas udara Surabaya buruk tanpa tahu di mana lokasi sensor ukur itu dipasang.

"Sebetulnya hampir sama perhitungan AQ Air dengan IKU Surabaya, cuma dari datanya saja. Kemudian, parameternya yang partikulat berukuran kecil. Saran saya kalau mau melihat baik buruknya Surabaya memang IQ Air harus punya data tahunan," papar dia.

Oleh karena itu, sebelum masyarakat menyimpulkan kondisi kualitas udara di Surabaya, Arie mengimbau agar membandingkan data tahunan milik AQ Air dengan hasil perhitungan DLH. 

Misalnya, data kualitas udara hasil perhitungan selama periode tahun 2020 dan 2021.

"Karena kalau tidak begitu, maka semua bisa berpendapat, misalnya pas buka website IQ Air kualitas udara buruk, nanti persepsinya buruk terus. Idealnya memang harus dibandingkan apple to apple datanya IQ Air dengan datanya DLH," pungkasnya. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengungkapkan, hasil monitoring IKU di Kota Surabaya, pada rentang Januari-Mei 2022 berada pada angka 87,0874 atau dalam klasifikasi baik (70 ≤ x < 90).

Angka itu berdasarkan hasil perhitungan DLH Kota Surabaya melalui sejumlah alat monitoring IKU yang terpasang di beberapa titik lokasi peruntukan.

"Hasil monitoring perhitungan IKU di Kota Surabaya pada rentang Januari-Mei 2022 sebesar 87,0874. Artinya, IKU di Kota Surabaya dalam klasifikasi baik," kata Agus Hebi.

Dia menjelaskan, status mutu udara dilakukan dengan menghitung rata-rata konsentrasi parameter SO2 (Sulfur Dioksida) dan NO2 (Nitrogen Dioksida) tahunan sesuai Permen LHK Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.