Banyak BUMN Rugi, DPR: Manajemen Mereka Tidak Beres

Kantor Kementrian BUMN/Net
Kantor Kementrian BUMN/Net

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) banyak mengalami kerugian. Disinyalir terjadi karena kesalahan manajemen perusahaan.


Anggota Komisi VI DPR, Rudi Hartono Bangun mencontohkan, salah satu perusahaan BUMN yang merugi adalah PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) dengan luas lahan sawit mencapai 23 ribu hektare.

Kerugian tersebut perlu ditelisik PTPN I di tengah harga Tandan Buah Segar (TBS) yang justru kembali menggeliat.

"Saya duga ada ketidakberesan dengan manajemen mereka, baik di tingkat direksi ataupun administrasinya," kata Rudi Hartono kepada wartawan, Jumat (12/8).

Ia membandingkan kinerja PTPN I dengan perusahaan swasta. Dikatakan Rudi, perusahaan swasta mampu memiliki lahan dan selalu untung.

"Tapi kenapa mereka (PTPN I) dengan luas lahan 23 ribu hektare kok rugi? Nah itu yang kita soroti dan kita minta jawaban dari mereka,” papar Rudi yang ikut dalam pertemuan tim kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI di Aceh, Selasa lalu (9/8).

BUMN lain yang ikut disorot adalah PT Adhi Karya. BUMN bidang konstruksi ini dinilai belum maksimal dalam meraup keuntungan. Padahal, Adhi Karya menjalankan proyek triliunan rupiah, namun hanya bisa untung bersih Rp 36 miliar di tahun 2021.

“Apakah laba dan pendapatan KSO (kerja sama operasi) dengan perusahaan swasta tidak dimasukan ke laba perusahaan?" tanya politisi Nasdem ini.

"Ini yang kami pertanyakan dengan manajemen atau direksinya, bagaimana mereka mempola atau mengaturnya itu," papar Rudi dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Atas dasar itu, ia menyarankan BUMN yang menjadi mitra kerja Komisi VI DPR RI benar-benar serius mengelola aset negara.

"Negara butuh deviden pajak dari BUMN untuk membiayai operasional negara. Kalau BUMN merugi, negara ini bayar utangnya pakai apa? (Negara) bisa kolaps,” tandas Rudi Hartono.