Pemkot Surabaya Gelar Sayembara Desain Wisata Ampel, Ini Tujuannya

Irvan Wahyudrajat/RMOLJatim
Irvan Wahyudrajat/RMOLJatim

Sayembara desain arsitektur kawasan penunjang wisata Ampel telah rampung. 


Kompetisi desain yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Krearture yang di mulai sejak tanggal 16 Juni 2022 mendapat apresiasi dari masyarakat.

Terbukti, para peserta tak hanya dari Kota Surabaya namun juga diikuti dari berbagai daerah bahkan propinsi di seluruh Indonesia.

Totalnya sebanyak 216 tim atau individu dari 16 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

"Setelah melalui dua kali tahapan penjurian, maka lima karya terbaik dipilih untuk mendapatkan juara satu, dua dan tiga. Kemudian dua peserta lainnya mendapatkan Honorable Mentions," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (24/8).

Ia menyampaikan, sebagaimana arahan Wali Kota Eri Cahyadi, sayembara ini digelar untuk mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan kawasan. 

Baik itu mulai dari tahapan perencanaan atau desain sampai kepada pelaksanaan.

"Jadi tidak hanya harus menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), tapi pihak swasta, desainer, akademisi, arsitektur-arsitektur muda itu sebenarnya punya talenta-talenta keinginan untuk berkontribusi bagi Kota Surabaya," jelasnya.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya itu menyatakan, bahwa sayembara ini tak hanya digelar untuk rencana pembangunan kawasan Wisata Ampel. 

Melainkan pula ke depan konsep yang sama juga akan diterapkan ke kawasan-kawasan lainnya.

"Jadi program atau proyek apapun pemerintah itu nanti melibatkan akademisi, desainer, swasta maupun pengembang untuk bersama-sama gotong-royong membangun Kota Surabaya. Sehingga ada rasa ikut saling memiliki dari warga Kota Surabaya," kata Irvan.

Karya dari para pemenang itu nantinya akan dikombinasikan untuk kemudian dijadikan grand design kawasan penunjang Wisata Ampel. 

Dalam proses pengkombinasian itu, Irvan menyatakan, pihaknya juga melibatkan tim cagar budaya maupun tim bangunan gedung.

"Sehingga dihasilkan kombinasi yang terbaik. Tidak hanya desainernya, kami juga akan melibatkan masyarakat di sana. Tidak hanya sebagai objek, tapi masyarakat di sana sebagai subject. Karena peran serta yang diikutsertakan masyarakat sekitar Ampel itu juga sangat penting," imbuhnya.

Sementara itu, Adithya Wira Ekaraga adalah salah satu perwakilan dari peserta sayembara desain arsitektur kawasan penunjang Wisata Ampel. 

Dengan mengangkat karya berjudul "Tuah Ing Ampeldenta", ia bersama timnya berhasil menyabet juara pertama.

"Dari segi arsitekturnya itu kita melihat inspirasi dari bangunan cagar budaya di sekitarnya. Kemudian untuk elemen islamic, kita melihat dari bangunan Masjid Ampel," kata Adit.

Adit mengungkapkan, konsep desain yang diusung "Tuah Ing Ampeldenta" lebih banyak menonjolkan struktur Ruang Terbuka Hijau (RTH). 

Alasannya, kata dia, selain bertujuan menunjang kawasan Wisata Religi Ampel, juga untuk mendukung pemukiman masyarakat di sekitarnya. 

"Ada juga gedung parkir komunal, kemudian memang terkait dengan kebutuhan penunjang seperti museum dan lain sebagainya," pungkasnya.